REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. mengatakan, misi utama militer negaranya telah berubah. Kini militer Filipina akan memastikan perlindungan wilayah negara itu saat perselisihan dengan Cina dan persaingan Amerika Serikat (AS)-Cina semakin intensif.
"Saya mengatakan bahwa misi Anda di AFP telah berubah,” kata Marcos kepada pasukan mengacu pada Angkatan Bersenjata Filipina.
Marcos menekankan urgensi mengalihkan fokus militer ke pertahanan eksternal dalam pidatonya di depan pasukan pada Senin (28/2/2023) sore. Dia berbicara dua minggu setelah memanggil duta besar Cina untuk memprotes penggunaan laser tingkat militer oleh penjaga pantai Cina yang membutakan beberapa awak kapal patroli Filipina di Laut Cina Selatan.
Filipina mengutuk insiden 6 Februari itu dalam salah satu dari lebih dari 200 protes diplomatik. Sedangkan Beijing menuduh Manila menyusup ke wilayahnya dan mengatakan penjaga pantainya menggunakan laser yang tidak berbahaya untuk melacak kapal.
"Selama bertahun-tahun, kami dapat mempertahankan perdamaian itu dan mempertahankan pengertian itu dengan semua tetangga kami. Sekarang banyak hal telah mulai berubah dan kami harus menyesuaikannya,” ujar Macros.
Macros mengatakan, bahwa batas-batas negara sedang dipertanyakan dan banyak hal lain sehingga Angkatan Udara memiliki misi yang sangat besar untuk sepenuhnya mengamankan Filipina. Dia juga mengutip intensifikasi persaingan antara negara adidaya.
Presiden Filipina ini tidak memberikan secara spesifik atau menyebut Cina dalam pidatonya di provinsi Cebu tengah itu. Namun, dia menggarisbawahi bahwa kebijakan luar negeri Filipina tetap berkomitmen pada perdamaian.
"Kita tetap harus memperjuangkan hak setiap orang Filipina karena Filipina adalah negara berdaulat dan Filipina memiliki pemerintahan yang berfungsi,” kata Macros.
Setelah beberapa dekade memerangi pemberontakan Muslim dan komunis, militer mulai fokus untuk mempertahankan perbatasan laut negara. Ini telah meluncurkan upaya untuk memodernisasi program yang menghadapi penundaan dan kendala keuangan.
Banyak dari senjata dan peralatan tersebut ditujukan untuk meningkatkan patroli udara dan laut. Armada tersebut untuk menjaga garis pantai kepulauan yang luas dan membangun pencegahan minimal.
Dalam pakta pertahanan 2014 dengan AS, Marcos baru-baru ini menyetujui kehadiran militer AS yang lebih luas di Filipina. Kesepakatan tersebut mengizinkan kelompok pasukan AS bergilir untuk tinggal di empat kamp militer Filipina lagi.
Langkah yang diambil pemerintah Macros ini adalah perubahan haluan yang tajam dari pendahulunya Rodrigo Duterte. Duterte khawatir jejak militer Washington justru dapat menyinggung Beijing.