Kamis 02 Mar 2023 06:13 WIB

Edukasi Bahaya Pernikahan Dini Hingga Narkoba Telah Digalakkan di 237 SMP se-Kota Bandung

Keluarga adalah tempat ditanamkannya nilai-nilai keagamaan dan tempat berlindung anak

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agus Yulianto
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari menghadiri kegiatan pencanangan program P2WKSS di Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Rabu (1/3/2023).
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari menghadiri kegiatan pencanangan program P2WKSS di Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Rabu (1/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pencegahan pernikahan dini, seks bebas, dan penyalahgunaan narkotika menjadi isu prioritas yang tengah digencarkan Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB). Pasalnya, sekolah Menengah Pertama (SMP) menjadi level pendidikan yang disasar dalam pemberikan edukasi dan sosialisasi tentang bahaya ketiga isu sosial tersebut. 

Kepala DPPKB Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Bandung untuk memasifkan edukasi dan sosialisasi kepada remaja, khususnya siswa SMP. Sejauh ini, 88 persen SMP di Kota Bandung, atau sebanyak 237 dari 269 SMP se-Kota Bandung baik negeri maupun swasta, telah mendapatkan sosialisasi bahkan membentuk pojok siaga kependudukan, bersinergi dengan pusat informasi dan konseling remaja dari Generani Berencana (Genre). 

“Untuk SMP Negeri sejuah ini ada 43 sekolah yang menjadi percontohan, dan baru kemarin juga kita kumpulkan kepala sekolah dan guru dari hampir 200 SMP swasta, dalam rangka mengawal SDM muda jangan sampai terjerumus ke isu-isu sosial tadi. Jadi itu yang sekarang kita sedang galakkan," katanya, Rabu (1/3/2023).

DPPKB, kata Kenny, juga telah bekerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A). Kerja sama untuk bersinergi menggelar road show ke sekolah-sekolah terutama SMP dalam rangka pemberian edukasi tentang kependudukan, pencegahan terjerumusnya anak-anak ke penyalahgunaan narkoba, pernikahan dini dan pergaulan bebas. 

“Itu coba kita edukasi terus bahayanya dan dampak negatif yang bisa muncul dari tiga isu tadi, karena kita ingin menjamin kesehatan mental, psikologis, dan fisik mereka yang bisa saja rusak akibat isu-isu tadi. Dan tujuan utamanya adalah bermuara pada pembentukan keluarga berkualitas,” papar Kenny. 

Lebih lanjut Kenny menjelaskan, jika keluarga-keluarga Kota Bandung telah memiliki kualitas yang mumpuni dari berbagai aspek, baik kemampuan memenuhi hak anak, pemberian pendidikan agama, moral, dan kepribadian, juga mampu secara ekonomi, maka generasi muda yang kompetitif, cerdas, sehat jasmani dan rohani dapat lebih mudah terbentuk. 

“Tujuannya agar fungsi-fungsi keluarga itu bisa diaktivasi kembali, yang selama ini mungkin tergerus karena banyaknya pengaruh dari luar,” ujarnya. 

Dia juga mengingatkan krusialnya peran keluarga dalam tumbuh kembang anak. Menurutnya, keluarga adalah tempat ditanamkannya nilai-nilai keagamaan, begitu juga sebagai tempat berlindung anak, dan sumber kasih sayang bagi anak. 

“Keluarga juga sebagai madrasah pertama bagi anak, baik dalam pendidikan, mengenai lingkungan, maupun pergaulan sosial, maka kami berupaya agar keluarga dapat berdaya dalam hal ekonomi dan sosial budaya,” tegas Kenny. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement