REPUBLIKA.CO.ID, LARISSA -- Ketidakpercayaan berubah menjadi duka dan kemarahan dalam tragedi kecelakaan kereta paling mengerikan dalam sejarah modern Yunani. Sekitar 36 orang tewas dalam kecelakaan yang terjadi sekitar 220 mil sebelah utara Athena.
Kereta cepat penumpang yang sedang melaju menuju Kota Thessaloniki bertabrakan dengan kereta barang yang datang dari arah sebaliknya. Benturan mendorong gerbong keluar jalur dan terbakar.
Penumpang selamat kereta yang membawa 350 orang itu mengatakan yang dapat mereka ingat suara decit kereta berhenti kemudian gerbang depan terbakar. Banyak yang menendang jendela untuk keluar dari api, yang lainnya terbang sejauh 40 meter akibat benturan.
Tim respon pertama mencari korban selamat di tumpukan puing-puing baja selama berjam-jam usai kecelakaan yang terjadi di lembah Tempi, Yunani tengah. Di kota terdekat Larissa, lusinan orang berkumpul di rumah sakit setempat, menunggu kabar mengenai kerabat mereka yang berada di kereta tersebut.
Nikos Makris dan istrinya duduk di trotoar depan rumah sakit, menunggu kabar mengenai saudari iparnya yang hendak mengunjungi keluarga di Athena. Sementara beberapa lainnya berada di lantai dasar rumah sakit, banyak yang menangis.
"Ia hilang, kami sudah menunggu di sini dari jam 2 pagi," katanya, Rabu (1/3/2023).
Makris mengatakan saudari iparnya, Maria, duduk di gerbong depan. Pemadam kebakaran mengatakan suhu api di gerbong yang terbakar itu mencapai 1.300 derajat Celsius.
"Sekarang kami menunggu tes DNA, kami beruntung bila memiliki jenazah untuk dikebumikan," katanya.
Masih belum diketahui bagaimana dua kereta dapat berada di jalur yang sama. "Karena kesalahan satu orang bodoh begitu banyak anak-anak dan orang mati," kata Makris. Istrinya yang duduk disebelahnya menangis.
Beberapa orang terlihat marah. Salah satu kerabat korban berterikan: "Beberapa bajingan harus membayar ini."
Banyak korban yang diduga mahasiswa yang hendak pulang ke Thessaloniki, kota yang memiliki banyak mahasiswa. Mereka kembali ke kampus setelah liburan panjang akhir pekan yang menandai hari puasa Kristen Ortodok Yunani. Dalam tradisi liburan itu dirayakan dengan baju pesta dan bermain layang-layang.
"Putra saya menelpon dan mengatakan: "Kami terbakar", rambutnya terbakar, ia berteriak," kata seorang pria stasiun televisi ERT.
"Terjadi kepanikan, (dimana-mana) kabel-kabel terbakar, api sangat cepat, saat kami berbalik kami terbakar, api di kiri dan kanan," kata seorang penumpang Stergios Minenis yang berusia 28 tahun.
Penumpang lainnya yang duduk di gerbong paling belakang mengatakan ia sempat merasa kereta terguncang, kemudian terbalik. "Saya berhasil keluar dan maju ke depan, kereta terguling 90 derajat, setengahnya tergantung di atas tebing, terbakar, ada lima orang yang terluka di tempat saya berdiri," katanya.
Lembah Tempi tempat kecelakaan terjadi, merupakan lokasi berbahaya. Pada tahun 2003 lalu 23 siswa sekolah tewas dalam kecelakaan bus di sana.