ANTARIKSA -- Semburan sinar gamma adalah ledakan terkuat dan paling terang di alam semesta. Ledakan itu diduga dihasilkan selama pembentukan lubang hitam. Meskipun hanya berlangsung beberapa detik, semburan sinar gamma menghasilkan energi sebanyak yang dipancarkan matahari selama 10 miliar tahun keberadaannya.
Fenomena misterius ini pertama kali terlihat pada tahun 1967 oleh satelit Angkatan Udara AS bernama Vela. Wahana itu dirancang untuk mengawasi pengujian rahasia nuklir Uni Soviet, tetapi akhirnya menemukan sinar gamma yang menyilaukan. Menurut NASA, itu adalah radiasi elektromagnetik paling kuat, yang berasal dari luar tata surya.
Ketika ledakan sinar gamma terjadi, itu akan menjadi objek sinar paling terang di alam semesta. Pada tahun 1991, para astronom meluncurkan Compton Gamma Ray Observatory dengan Burst and Transient Source Experiment (BATSE) untuk mengamati lebih lanjut apa yang terjadi. Instrumen itu menemukan sekitar satu ledakan sinar gamma baru terjadi per hari.
Baca: Cina dan Prancis Berkolaborasi Memburu Semburan Sinar Gamma 2023
BATSE menemukan, semburan sinar gamma didistribusikan secara merata di langit. Menurut Universitas Teknologi Swinburne di Australia, hal itu menunjukkan ledakan sinar gamma terjadi di seluruh kosmos.
BATSE juga menunjukkan, ada dua jenis semburan sinar gamma dengan tanda yang berbeda, yaitu berlangsung 2 hingga 30 detik dan yang berkedip kurang dari 2 detik.
Sejak saat itu, para peneliti telah belajar lebih banyak tentang semburan sinar gamma dengan mengembangkan jaringan satelit respons cepat dan observatorium berbasis darat. Jaringan itu telah menyediakan data yang menunjukkan semburan sinar gamma terletak di galaksi yang berjarak miliaran tahun cahaya dan setelah suar sinar gamma awal, sumber semburan menghasilkan pijaran dalam gelombang panjang yang lemah. Sumber: Space.com