REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Puluhan ribu warga Israel terus berdemonstrasi pada Sabtu (4/3/2023) menentang rencana kontroversial Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk merombak sistem hukum. Namun hingga pekan ke sembilan atau lebih dari dua bulan, pemerintah Netanyahu tidak merespons tuntutan itu dan terus melanjutkan usulan perubahan.
Rencana tersebut diusulkan pada Januari 2023, beberapa pekan setelah koalisi ultranasionalis Netanyahu --pemerintah paling kanan dan rasial dalam sejarah negara itu-- dilantik. Perombakan memecah warga Israel dan memberikan momentum untuk menggelar demonstrasi yang berlangsung mingguan setiap Sabtu.
Perdebatan tersebut bermula dari kekhawatiran perubahan sistem hukum tersebut akan melemahkan Mahkamah Agung, membatasi kekuasaan hakim, dan mengancam institusi demokrasi. Netanyahu dan sekutunya mengatakan akan mengendalikan peradilan dari proses hukum yang tidak diinginkan.
Kota pusat Tel Aviv menyaksikan jumlah demonstran terbesar dalam protes pekan ini, yang disusul dengan demonstrasi yang lebih kecil di beberapa lokasi di seluruh wilayah Israel. Di Tel Aviv, pengunjuk rasa mengibarkan bendera Israel dan gambar yang memperlihatkan Netanyahu sebagai diktator seperti Caesar.
Pengunjuk rasa lainnya melambai-lambaikan bendera Palestina dan meneriakkan “Kemerdekaan!” Pengunjuk rasa lainnya memegang spanduk dengan potret Netanyahu dan menteri garis keras di antara teks "Dari Bangsa Rintisan ke Bangsa Mati".
Pada Rabu, polisi Israel menembakkan granat kejut dan meriam air ke arah demonstran yang memblokir jalan raya Tel Aviv. Pengunjuk rasa juga bentrok dengan polisi di dekat rumah pemimpin Israel ketika protes anti-pemerintah selama berminggu-minggu berubah menjadi kekerasan untuk pertama kalinya.
Netanyahu, sebenarnya telah banyak dilaporkan dan dituntut agar diadili atas tuduhan korupsi, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Namun Netanyahu serta mitra politiknya tidak menunjukkan tanda-tanda akan melonggarkan dorongan untuk meloloskan serangkaian undang-undang demi merombak peradilan Israel.