Rabu 08 Mar 2023 23:29 WIB

Kepala BNPB Minta Prioritaskan Cari Warga Hilang di Longsor Natuna

kepala BNPB menyebut 35 warga dinyatakan hilang terjadi longsor

Sejumlah petugas SAR gabungan melakukan pencarian korban tertimbun tanah longsor di Kampung Molon, Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (8/3/2023). Berdasarkan data dari tim gabungan tanggap bencana Serasan dan Serasan Timur hingga Rabu (8/3/2023) pukul 10:30 WIB, sebanyak 12 orang dinyatakan meninggal, 42 orang hilang, 1.216 orang mengungsi dan 30 rumah tertimbun material longsor. ANTARA FOTO/Cherman/Lmo/nym.
Foto: ANTARA FOTO/Cherman
Sejumlah petugas SAR gabungan melakukan pencarian korban tertimbun tanah longsor di Kampung Molon, Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (8/3/2023). Berdasarkan data dari tim gabungan tanggap bencana Serasan dan Serasan Timur hingga Rabu (8/3/2023) pukul 10:30 WIB, sebanyak 12 orang dinyatakan meninggal, 42 orang hilang, 1.216 orang mengungsi dan 30 rumah tertimbun material longsor. ANTARA FOTO/Cherman/Lmo/nym.

REPUBLIKA.CO.ID, NATUNA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta kepada tim gabungan mulai dari BASARNAS, BPBD, TNI, Polri dan relawan untuk memprioritaskan pencarian warga terdampak longsor di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Suharyanto mengatakan sebanyak 35 warga masih dinyatakan hilang, dan diduga masih tertimbun material longsoran dengan kedalaman hingga 4 meter.

"Bagi 35 warga yang masih dinyatakan hilang ini kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk ditemukan," ujar Suharyanto dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Rabu (8/3/2023).

Suharyanto memastikan bahwa personel tim satgas gabungan akan ditambah, mengingat medan cakupan yang terdampak tanah longsor cukup luas dan memerlukan lebih banyak lagi anggota.

Di samping itu BNPB dan Basarnas serta Brimob juga akan mengupayakan anjing pelacak agar proses pencarian, pertolongan dan evakuasi dapat lebih maksimal.

"Basarnas, TNI, Polri ini bekerja terus menerus. Bahkan unsur TNI, Polri ini ditambah terus. Ratusan personel Brimob ditambah anjing pelacak untuk membantu pasukan yang sudah ada," kata Suharyanto.

Menurut Suharyanto, kendala utama dalam proses pencarian, pertolongan dan evakuasi juga berasal dari faktor cuaca.

Dalam kurun waktu sepekan terakhir, kondisi cuaca di Pulau Serasan selalu turun hujan hampir sepanjang hari dengan intensitas ringan hingga tinggi. Kondisi tersebut tentunya tidak memungkinkan untuk dilakukan proses pencarian sehingga harus dihentikan sementara.

"Tetapi karena terkendala cuaca, hujan terus ini kadang-kadang dihentikan," kata Suharyanto.

Melihat kondisi lapangan seperti demikian, Suharyanto bersama Gubernur Kepulauan Riau telah sepakat akan melakukan koordinasi dan kerja sama dengan BRIN, BMKG dan TNI untuk kemungkinan melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Selain untuk meminimalisir dampak curah hujan, Suharyanto berharap nantinya dengan TMC dapat memperlancar proses pencarian, pertolongan dan evakuasi.

"BNPB bekerja sama dengan BMKG, BRIN dan TNI AU akan menggelar teknologi modifikasi cuaca di Pulau Serasan. Sehingga cuaca bisa terang dan pencarian bisa dilakukan," pungkas Suharyanto.

Adapun korban meninggal dunia dalam bencana tanah longsor di Kecamatan Serasan ada sebanyak 15 orang. Pada hari ini, Rabu (8/3) hingga pukul 15.00 WIB, tim satgas gabungan secara efektif berhasil menemukan kembali jasad korban. Penambahan temuan itu masih akan didata dan diidentifikasi lebih lanjut untuk kemudian dilaporkan sebagai data nasional.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement