REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Warga Jepang tetap memakai masker meskipun aturan tersebut dilonggarkan sebagai upaya pemerintah untuk menormalkan kegiatan sehari-hari pascapandemi Covid-19.
Meskipun pemerintah tidak lagi mewajibkan pemakaian masker, para pengguna komuter pagi di Tokyo dan orang-orang di stasiun dan tempat berkumpul lainnya tampaknya masih menunggu apa yang terjadi kedepannya.
Diantaranya adalah perempuan 29 tahun, Shiori Ogino yang dalam perjalan ke kantor mengatakan ia akan tetap memakai masker karena resiko terinfeksi virus corona dan aturan menjaga jarak masih belum berubah.
Ia mengatakan akan menunggu hingga pemerintah menurunkan status virus corona sebagai penyakit infeksi biasa pada Mei seperti yang direncanakan.
Aturan pemakaian masker dilonggarkan menjelang penurunan status Covid-19 menjadi kategori penyakit infeksi biasa pada 8 Mei. Covid-19 saat ini ditetapkan sebagai kategori khusus setara atau lebih kuat dari Kelas 2, yang meliputi penyakit menular seperti tuberkulosis dan sindrom pernapasan akut berat atau SARS.
Pada peron kereta peluru Shinkansen di Stasiun Tokyo pada Senin pagi, sebagian besar pebisnis dan pelancong juga tetap memakai masker. Salah satunya Kiyoshi Watanabe, pria berusia 76 tahun dan sedang dalam perjalanan menuju prefektur Kyoto yang mengatakan bahwa ia masih menunggu bagaimana kelanjutan pelonggaran itu.
"Saya berharap dapat mulai melepaskannya pada sekitar akhir musim semi," kata dia.
Meskipun memakai masker tidak pernah diwajibkan secara hukum di Jepang, pemerintah tetap mengimbau pemakaian masker di dalam ruangan sementara tidak mewajibkan pemakaian di luar ruang. Namun sebagian besar warga Jepang tetap memakai masker di dalam maupun di luar ruangan.
Melalui aturan baru, pemerintah akan tetap mengimbau pemakaian masker di institusi kesehatan, rumah perawatan dan transportasi umum yang padat. Pemerintah juga mencatat masker melindungi orang-orang yang berisiko tinggi terinfeksi penyakit serius, termasuk lansia.
Maskapai penerbangan, kereta, bus dan transportasi publik lainnya tidak akan lagi mewajibkan penggunanya memakai masker, dan hal yang sama juga berlaku bagi pegawai jaringan supermarket besar dan toko serba ada.
Seorang komuter yang bepergian tanpa masker adalah Perdana Menteri Fumio Kishida. Pemimpin Jepang itu bersama staf keamanan dan sekretariatnya melakukan perjalanan pendek dari kediaman perdana menteri menuju kantornya tanpa memakai masker.
Kepada wartawan Kishida mengatakan akan lebih sering melepaskan masker mulai saat ini sambil mengimbau orang-orang untuk tetap memakai masker ketika bertemu dengan orang dengan risiko penularan tinggi seperti lansia di fasilitas perawatan.
Di Disneyland Tokyo yang sejak Senin tidak lagi mensyaratkan pengunjung atau staf memakai masker, hampir setiap orang yang akan membeli tiket masih memakai masker.
Akan tetapi seorang wanita berusia 30 tahun yang datang bersama keluarganya dari Prefektur Saga, Japang barat daya, melawan tren tersebut.
"Kami datang jauh-jauh ke Disneyland, dan hal terbaik adalah jika kami dapat melihat ekspresi satu sama lain hari ini," kata dia.
Demikian juga sekolah, secara prinsip tidak lagi mewajibkan pemakaian masker mulai 1 April yang merupakan tahun ajaran baru di Jepang.
Namun, bagi tempat pangkas rambut, salon kecantikan dan layanan lain dengan kontak dekat, pelanggan kemungkinan besar masih diminta memakai masker.
Sementara pada pertunjukan dan konser musik, pengunjung akan diminta mengikuti kebijakan penyelenggara.