REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Disneyland Tokyo dan ruang terbuka lain di seluruh Jepang akan melonggarkan pemakaian masker yang menandai pandemi Covid-19 tiga tahun terakhir.
Operator Disneyland Jepang Oriental Land, perusahaan kereta East Japan Railway dan perusahaan bioskop Toho Co beberapa perusahaan besar yang mengizinkan pengunjung dan penumpang melepaskan masker mereka mulai Senin (13/3/2023). Aturan ini sesuai dengan pedoman pemerintah yang diumumkan bulan lalu.
Namun tampaknya tidak banyak yang akan berubah mengingat masker sudah menjadi kebiasaan sehari-hari masyarakat Jepang. Selain itu serangan serbuk sari juga menyebabkan demam terburuk selama musim semi beberapa tahun terakhir.
"Pemakaian masker sudah menjadi bagian dari budaya kami bahkan sebelum Covid-19, saya pikir banyak orang yang memakai masker meski peraturan sudah dilonggarkan," kata profesor Universitas Tohoku yang juga perancang respon Covid-19 Jepang, Hitoshi Oshitani.
Jepang salah satu negara maju yang paling terakhir melonggarkan peraturan masker. Masyarakat Negeri Sakura sudah terbiasa memakai masker tanpa peraturan atau denda pemerintah.
"Mengenai masker, saya kira lebih aman memakainya saat menaiki transportasi publik untuk menahan penularan," kata Yutaka Izawa yang sedang berjalan-jalan di distrik perbelanjaan Ginza, Tokyo.
Korea Selatan sudah melonggarkan kebijakan wajib masker di ruang tertutup pada Januari lalu. Bulan lalu Singapura sudah mengizinkan penumpang transportasi publik melepaskan masker. Amerika Serikat dan Inggris sudah membatalkan kebijakan wajib masker sejak awal tahun lalu.
Hanako Kuno mengatakan perjalanan bisnis keluar negeri membuatnya terbiasa hidup tanpa masker.
"Secara pribadi saya kira baik-baik saja dilepas, dan terutama ketika saya luar, saya tidak melihat pentingnya untuk memakainya," kata Kuno yang memiliki perusahaan sumber daya manusia.
Jepang sudah melonggarkan norma pemakaian masker, pidato di parlemen juga sudah diizinkan tanpa masker. Bulan ini sekolah-sekolah diizinkan memutuskan untuk melonggarkan peraturan itu dalam upacara.
Pekan lalu kepala juru bicara pemerintah Hirokazu Matsuno mengatakan mulai Senin masker tidak lagi diwajibkan di rapat Kabinet dan keputusan untuk memakainya diserahkan pada individu di ruang kerja.
"Mulai hari ini, pemakaian masker kebijakan masing-masing individu, namun musim ini demam juga intens, jadi saya kira itu bermuara anda dapat memakainya untuk alasan yang berbeda," kata Gubernur Tokyo Yuriko Koike.
Angka vaksinasi Jepang lebih dari 80 persen dan kasus infeksi di gelombang kedelapan pada Januari lalu sudah surut. Pakar kesehatan mengatakan pemakaian masker, kebersihan dan kepatuhan pada peraturan jaga jarak membantu menekan angka kasus kematian Covid-19 di Jepang.
Profesor Universitas Kyoto Hiroshi Nishiura mengatakan pemakaian masker sukarela di transportasi publik dan ruang lainnya dapat memberikan manfaat melawan infeksi. "Ini bisa saya dimasukan dalam kebiasaan kami sehari-hari, keputusan pemerintah saat ini merusak niat itu," katanya.