Senin 13 Mar 2023 17:09 WIB

3 Alasan Wisatawan Enggan Datang ke Bandung: Macet, Lahan Parkir Minim, dan Banyak Pungli

Tiga alasan wisawatan tersebut saat ini menjadi tantanga Pemkot Bandung.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nora Azizah
Sejumlah pengunjung berfoto ria di Jalan Braga, Kota Bandung.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Sejumlah pengunjung berfoto ria di Jalan Braga, Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Anggota Komisi B DPRD Kota Bandung Asep Mulyadi mengungkapkan tiga hal yang paling banyak dikeluhkan wisatawan saat berkunjung ke Kota Bandung. Tiga alasan tersebut, sambung dia, juga banyak membuat pelancong enggan untuk menyambangi kota yang dijuluki Kota Kreatif itu. 

“Kendala yang saat ini dikeluhkan wisatawan yang datang ke bandung adalah, masalah kemacetan, kurangnya lahan parkir dan banyaknya biaya pungutan liar,” ungkap Asep saat menghadiri peresmian Kampung Wisata Kreatif (KWK) Sentra Sepatu Cibaduyut, Senin (13/3/2023).  

Baca Juga

Dia mengatakan, fakta ini tentu menjadi tantangan bagi Pemerintah Kota Bandung agar status Kota Bandung sebagai destinasi wisata favorit di Jawa Barat dapat tetap dipertahankan, bahkan mampu bersaing dengan destinasi wisata populer lainnya seperti Yogyakarta dan Malang. Sejumlah sentra ekonomi kreatif seperti Sentra Sepatu Kulit Cibaduyut, Sentra Rajut Binong, Sentra Boneka Sukajadi, hingga Sentra Kain Cigondewah, juga dapat menjadi potensi yang dapat dioptimalkan untuk menajamkan citra Kota Bandung sebagai Kota Kreatif dan destinasi wisata populer, papar Asep. 

“Tugas kita di pemerintahan adalah bagaimana peluang yang ada ini diberikan fasilitas supaya mereka (pengrajin) bisa mengembangkan potensinya, karena yang menjadi kendala mereka sejauh ini adalah pemasaran,” ungkapnya.  

Upaya pemasaran seperti pengadaan pasar kreatif di pusat-pusat perbelanjaan, kata dia, juga perlu dimasifkan demi mendongkrak branding produk UMKM lokal Kota Bandung. Selain itu, pengadaan kegiatan sosial budaya dan edukasi di kampung-kampung wisata kreatif juga dapat menjadi cara ampuh untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik bahkan mancanegara, tambah Asep.  

“KWK ini juga bisa dimaksimalkan dengan layanan edukasi dan seni budaya dari masing-masing wilayah, agar wisatawan dapat datang bukan hanya untuk berbelanja tapi juga berwisata,” ujarnya. 

Fasilitas pendukung, seperti akses jalan, pengadaan lahan parkir, hingga penginapan, juga harus menjadi fokus pemerintah demi memaksimalkan fungsi KWK sebagai pemantik pertumbuhan ekonomi Kota Bandung, tegas Asep. Pengadaan fasilitas pendukung ini, kata dia, juga akan menambah kenyamanan bukan hanya bagi pengunjung namun juga bagi para pelaku usaha dan masyarakat di sekitar KWK. 

“Jadi jangan sampai kita hanya luncurkan banyak KWK tapi fasilitas pendukungnya tidak, ini yang sampai sekarang masih jadi PR bersama, bagaimana upaya kita agar bisa mengintegrasikan KWK ini sebagai pusat kegiatan ekonomi yang nyaman, bukan hanya bagi para pengrajin/pedagang tapi juga pengunjung/wisatawan,” pungkasnya. 

Sementara itu, Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengibaratkan pariwisata sebagai nadi Kota Bandung, maka diperlukan adanya pengembangan kreativitas dan inovasi, salah satunya melalui pengadaan kampung-kampung wisata kreatif. Yana berharap, aktivasi kampung kreatif sepatu Cibaduyut membawa efek yang signifikan terhadap ekonomi kota. 

“Sentra ini akan dilengkapi infrastrukturnya, misalkan dengan paket wisata, sehingga orang itu bisa berwisata dengan shuttle bus, jadi tidak perlu semua orang membawa mobil pribadi, ini  lebih mudah untuk mengurangi kemacetan," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement