REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat (Jabar) memantau perkembangan kasus anak asal Kabupaten Subang yang dilaporkan terpapar difteri. Kontak erat anak tersebut diperiksa untuk memastikan terjadi penyebaran difteri atau tidak.
Kasus difteri di Kabupaten Subang dikabarkan baru kembali ditemukan. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Provinsi Jabar Rochady Hendra Setya Wibawa mengatakan, anak asal Subang yang terpapar difteri itu masuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung, pada 30 September 2023
“Kondisinya masih dirawat, jadi masih dalam pemantauan. Karena kalau difteri itu bukan hanya di saluran napas saja, tapi yang dikhawatirkan ke jantungnya. Jadi, rekam jantungnya juga harus dipantau terus,” ujar Rochady kepada Republika, Kamis (5/10/2023).
Rochady mengatakan, Dinkes Jabar, juga Kementerian Kesehatan (Kemenkes), turut memantau perkembangan kasus difteri tersebut. Menurut dia, kontak erat atau orang terdekat dari pasien difteri asal Subang itu dilacak dan dilakukan pemeriksaan. “Dari laporan terakhir ini, kita periksa lagi orang-orang sekitar terdekat,” katanya.
Hasil pemeriksaan kontak erat itu, menurut Rochady, dapat menjadi pertimbangkan untuk melakukan langkah penanganan. Jika ternyata kasus difterinya terbilang banyak, kata dia, Dinkes Jabar mengadvokasi untuk ditetapkan status kejadian luar biasa (KLB). Namun, jika hanya satu-dua kasus, pertimbangannya bergantung Pemerintah Kabupaten Subang. “Provinsi turut menangani kalau kasus KLB,” ujar dia.
Ketika ada temuan kasus difteri, Rochady mengatakan, biasanya dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI). Untuk imunisasi massal difteri itu disebut akan dikoordinasikan lagi. “Harusnya ada imunisasi, tapi akan kita koordinasi dulu dari hasil temuan pemeriksaan kontak terdekat (pasien difteri). Ini sedang dilakukan di Subang,” kata Rochady.