Kamis 16 Mar 2023 10:51 WIB

Menlu AS Peringati Hari Internasional Perangi Islamofobia

Blinken mengatakan setiap orang memiliki kebebasan untuk menjalankan keyakinannya.

 Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken memperingati Hari Internasional Perangi Islamofobia pertama, Rabu (15/3/2023), mengatakan bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk menjalankan keyakinan mereka.
Foto: Olivier Douliery/Pool via AP
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken memperingati Hari Internasional Perangi Islamofobia pertama, Rabu (15/3/2023), mengatakan bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk menjalankan keyakinan mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken memperingati Hari Internasional Perangi Islamofobia pertama, Rabu (15/3/2023). Ia mengatakan, setiap orang memiliki kebebasan menjalankan keyakinan mereka.

"Setiap orang di mana pun memiliki hak atas kebebasan berpikir, hati nurani, beragama, dan keyakinan, termasuk kebebasan untuk mengubah keyakinannya atau tidak meyakininya," kata Blinken dalam sebuah pernyataan.

"Setiap orang juga memiliki kebebasan, baik secara individu maupun bersama-sama dengan orang lain, maupun di depan umum atau pribadi, untuk melaksanakan keyakinan itu dalam ibadah, ketaatan, pengamalan, dan pengajaran," lanjutnya.

Blinken mengatakan, Muslim di seluruh dunia terlalu sering menghadapi diskriminasi dan kebencian berdasarkan keyakinan agama mereka.

Tanggal 15 Maret adalah hari peringatan pertama yang diumumkan PBB pada 2022 sebagai Hari Internasional Perangi Islamofobia. Hari tersebut juga memperingati empat tahun serangan teror di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, di mana seorang pria bersenjata api membunuh 51 jemaah Muslim dan melukai 40 lainnya.

"Pada hari ini, kami meminta perhatian orang-orang di seluruh dunia yang dilecehkan, ditahan, dipenjara, atau bahkan dibunuh karena mengidentifikasi diri, mempraktikkan, memeluk agama Islam, atau dianggap sebagai Muslim."

Amerika Serikat, ujar Blinken, akan terus mengadvokasi kemampuan individu untuk hidup sesuai dengan perintah hati nurani mereka dan berbicara atas nama mereka yang telah ditolak kemampuannya untuk melakukannya. 

''Ketika Muslim di seluruh dunia mempersiapkan bulan suci Ramadhan mereka, saat berpuasa dan merawat komunitas, mari kita di sini di Amerika Serikat dan di luar negeri, bekerja untuk memerangi kebencian ini," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement