REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN - Penjualan global kendaraan listrik bertenaga baterai (battery electric vehicle/BEV) BMW meningkat lebih dari dua kali lipat secara tahunan (year on year) dalam dua bulan pertama 2023. Produsen mobil asal Jerman tersebut mengatakan penyumbang terbesar dari peningkatan penjualan mobil listriknya karena pertumbuhan permintaan mobil listrik yang sangat signifikan di China,
Di China yang menjadi salah satu pasar terbesar BMW Group, manjemen perusahaan menyampaikan bahwa pihaknya mencatat peningkatan penjualan BEV secara tahunan hingga lebih dari tiga kali lipat.
"Relevansi pasar China bagi BMW masih sangat besar, khususnya terkait kendaraan listrik," kata seorang juru bicara perusahaan kepada Xinhua, Kamis (16/3/2023)
Pada 2023, BMW memperkirakan persentase total penjualan BEV di China akan terus meningkat secara signifikan. Produsen mobil tersebut melakukan konsolidasi penuh terhadap perusahaan patungannya di China, BMW Brilliance Automobile (BBA), pada 2022. Konsolidasi itu mendongkrak laba sebelum pajak perusahaan itu ke rekor tertingginya sebesar 23,5 miliar euro atau setara 24,9 miliar dolar AS atau melonjak 46,4 persen (yoy).
Dengan akuisisi ini, BMW menyampaikan bahwa pihaknya berniat untuk memperkuat kolaborasi jangka panjang dengan Brilliance China Automotive Holdings Ltd., meningkatkan kapasitas produksi di Shenyang, dan "secara sistematis meningkatkan" produksi lokal.
Setelah BMW secara eksklusif meluncurkan model Seri 3 bertenaga listrik penuh (all-electric) khusus yang berukuran lebih panjang untuk pasar China tahun lalu, BMW iX1 versi all-electric yang lebih panjang akan diluncurkan di China pada 2023.
BMW memperkirakan persentase kendaraan all-electric dalam total penjualan globalnya akan meningkat dari 9 persen yang tercatat tahun lalu menjadi 15 persen pada 2023. "Permintaan masih kuat," ujar CEO BMW AG Oliver Zipse.
"Dengan momentum ini, lebih dari separuh jumlah kendaraan yang kami jual di seluruh dunia akan bertenaga listrik penuh sebelum 2030," katanya.