REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika mengonsumsi air putih, masyarakat memiliki pilihan masing-masing. Ada yang memilih air putih dari kemasan, namun ada juga yang memilih memasak air sendiri. Pertanyaannya, di antara dua air tersebut mana yang lebih sehat?
Ketua Health Collaborative Center (HCC) dr Ray Wagiu Basrowi mengatakan, konsumsi air putih atau air mineral sebaiknya yang berasal dari sumber yang baik dan tidak tercemar atau kontaminasi. Menurut dia, air putih bersih dan air mineral itu yang sustainable karena diambil langsung dari sumber.
Namun menurut Ray, masyarakat mulai sadar dan mereka ikut rekomendasi referensi ilmiah. "Referensi ilmiah adalah air putih baik yang dimasak dari sumber yang terpercaya atau sumber bersih," ujar Ray baru-baru ini.
Dia mengatakan, tidak ada yang mengatakan mana lebih baik antara air masak sendiri atau air kemasan, yang terpenting adalah sumbernya bagus, tidak terkontaminasi, tidak banyak bakteri patogen, dan mudah didapat. "Ini harus jadi pilihan dominan dan bukan minuman manis, minuman tinggi gula, dan bersoda," ujarnya.
Konsumsi air putih atau air mineral dalam keadaan tidak puasa dianjurkan sebanyak dua liter per hari. Pada saat puasa, ada periode emas minum air yaitu dari buka puasa sampai sahur. Anjurannya yakni pada saat buka puasa minum dua gelas, pada saat sahur dianjurkan minum dua gelas, empat gelas sisanya bisa diminum sebelum Sholat Tarawih, selama Tarawih, sesudah Tarawih, dan sebelum tidur.
"Intinya delapan gelas untuk mencukupi dua liter sehari. Tidak boleh langsung dua liter sekaligus, dua buka, dua sahur, dua selama ibadah malam dan satu sebelum tidur, satu setelah bangun tidur sebelum sahur," ujarnya.