REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve menaikkan target suku bunga acuan sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen ke kisaran 4,75 persen sampai lima persen. Kenaikan suku bunga dilakukan di tengah krisis perbankan yang menimpa sejumlah bank AS. Dengan kenaikan ini, tingkat suku bunga AS mencapai yang tertinggi sejak Oktober 2007.
Seperti dilansir dari laman Reuters, Kamis (23/3/2023), Federal Reserve mengindikasikan akan menghentikan kenaikan biaya pinjaman lebih lanjut setelah keruntuhan dua bank AS baru-baru ini. Ketua Fed Jerome Powell berusaha meyakinkan investor tentang kesehatan sistem perbankan pacsakebangkuratan Silicon Valley Bank.
"Ini bukan kelemahan yang berjalan secara luas melalui sistem perbankan," katanya.
Kenaikan suku bunga yang sangat diantisipasi oleh The Fed, yang telah menghasilkan delapan kenaikan suku bunga sebelumnya dalam satu tahun terakhir, berusaha menyeimbangkan risiko inflasi yang merajalela dengan ancaman ketidakstabilan dalam sistem perbankan.
Sektor perbankan berada dalam kekacauan setelah regulator California pada 10 Maret menutup Silicon Valley Bank dalam kegagalan bank AS terbesar sejak krisis keuangan 2008.
Runtuhnya bank yang berbasis di Santa Clara, California dan Signature Bank, pemberi pinjaman menengah AS lainnya, mendorong kekalahan di saham perbankan karena investor khawatir tentang bom detak lainnya dalam sistem perbankan dan menyebabkan UBS Group AG's pengambilalihan Credit Suisse Group AG yang berusia 167 tahun untuk menghindari krisis yang lebih luas.
Kenaikan suku bunga tanpa henti The Fed untuk mengendalikan inflasi adalah salah satu faktor penyebab krisis sektor perbankan terbesar sejak krisis keuangan 2008.