REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu, KH Satori, angkat bicara memberikan penjelasannya terkait pelaksanaan sholat Tarawih kilat yang viral di media sosial.
Di Kabupaten Indramayu, sholat Tarawih kilat diadakan di Ponpes Al-Quraniyah, Desa Dukuhjati, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu.
Di ponpes tersebut, sholat Tarawih dan Witir yang mencapai 23 rakaat, dilaksanakan hanya dalam waktu enam menit.
Satori mengungkapkan, di dalam Alquran surat Thoha ayat 132, telah disebutkan mengenai ketentuan pelaksanaan sholat.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا
“Arti dari ayat tersebut kurang lebihnya seperti ini, ‘Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan sholat dan sabar dalam mengerjakannya’. Nah, aturan agamanya seperti itu. Itu Alquran,’’ cetus Satori, kepada Republika.co.id, Jumat (24/3/2023).
Satori menjelaskan, sabar dalam ayat tersebut maksudnya adalah tidak tergesa-gesa dalam melaksanakannya. Seluruh bacaan sholat, hendaknya dibaca dengan baik dan tartil.
Satori mengatakan, dalam membaca Alquran, tidak boleh asal-asalan. Ada hukum tajwid dan makhorijul huruf yang harus diperhatikan.
Baca juga: Perang Mahadahsyat akan Terjadi Jelang Turunnya Nabi Isa Pertanda Kiamat Besar?
‘’Untuk apa sih (sholat) terburu-buru? Apalagi Tarawih hanya dilakukan satu bulan dalam satu tahun, sayang kalau tidak dimanfaatkan dengan baik,’’ tutur Satori.
Satori mengungkapkan, jika memang jamaah merasa sholat Tarawih dan Witir sebanyak 23 rakaat terlalu lama, maka mereka bisa melaksanakan sebanyak 11 rakaat. Dia menyatakan, baik sholat Tarawih 23 rakaat maupun 11 rakaat, sama-sama memiliki referensi tersendiri.
‘’Semuanya adalah ajaran agama, ada referensinya, tidak boleh saling menyalahkan (mengenai jumlah rakaat sholat Tarawih). Justru yang kami imbau, yang melaksanakan sholatnya tidak sabar ini harus diperbaiki,’’ kata Satori.
Satori pun sudah menyampaikan imbauan mengenai hal tersebut di media-media sosial maupun grup-grup WhatsApp MUI di Kabupaten Indramayu.