REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Palestina sekaligus dosen University College of Applied Sciences di Gaza, Abeer Barakat menanggapi keputusan FIFA yang telah membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Salah satu alasan FIFA membatalkan Indonesia karena adanya penolakan terhadap Timnas Israel U-20 sebagai salah satu peserta turnamen.
"Menurut pendapat saya, Indonesia mempertahankan citranya sebagai negara bebas yang tidak membungkuk dengan kehilangan standar moral dan etika terhadap supremasi dan campur tangan 'orang kulit putih' dalam sikapnya yang sudah lama diketahui menentang pendudukan Palestina," ujar Abeer saat dihubungi Republika, Kamis (30/3/2023).
Menurut dia, keputusan tersebut menunjukkan bahwa FIFA menggunakan standar ganda dalam berurusan dengan negara-negara dunia. “FIFA gunakan standar ganda. Saya hanya ingin tahu jika Indonesia menolak menerima Rusia sebagai bentuk kecaman atas perang di Ukraina, FIFA akan senang dan mendorong langkah ini,” ucap perempuan yang tinggal di Central Gaza ini.
“Namun, Israel telah menduduki Palestina selama lebih dari 74 tahun, dan masih melakukan kejahatan keji terhadap warga Palestina, namun FIFA diam tentang hal itu,” lanjutnya.