MAGENTA -- Salah satu rukun puasa Ramadhan adalah membaca niat. Tidak sah puasa seseorang jika ia tidak berniat.
Soal memperbarui niat setiap hari (tajdid), Pengurus Lembaga Dakwah PBNU Abdul Muiz Ali dalam tulisannya di Republika.co.id mengatakan, ulama juga berbeda pendapat. Pertama, menurut Jumhurul Fuqoha dari madzhab Hanafi, Syafi'i dan Hambali, niat puasa Ramadhan harus dilakukan setiap hari (tajdid).
Kedua, menurut madzhab Maliki, niat puasa Ramadhan tidak wajib diperbarui setiap hari. Alasannya setiap ibadah yang harus dilakukan secara terus-menerus atau berkesinambungan seperti halnya puasa Ramadhan, maka niat puasanya cukup satu kali pada awal saja.
Niat Puasa Ramadhan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma ghadin an adaai fardlu syahri ramadhaana hadzihis sanati lillaahi ta’aalaa".
Artinya, "Saya niat puasa besok, untuk menunaikan kewajiban berpuasa pada bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’aalaa".
Allah mewajibkan umat Muslim berpuasa Ramadhan. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Alquran Surat Al Baqarah ayat 183.
Allah berfirman: “Ya ayyuhal ladzina aamanu kutiba alaikumu as-shiyaam kamaa kutiba alalladzina min qablikum la’allakum tattaquun." Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa."
Baca juga:
Asal-usul THR: Dulu Hanya untuk PNS, Kini Semua Pekerja Terima
Doa Hari ke-9 Puasa Ramadhan, Arab dan Latin
Kesederhanaan Bung Hatta: Ironi Sepatu Bally tak Terbeli dan Tas Branded Istri Pejabat