REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Drisana Center dan Drisana Foundation meluncurkan buku cerita anak bergambar tentang autisme berjudul "Kado Alma untuk Dila" dalam rangka menyambut Hari Autisme Sedunia yang diperingati setiap tanggal 2 April. Cerita dari buku tersebut terinspirasi dari pengalaman dan kisah salah satu anak co-founder Drisana, yakni Zavnura Pingkan, yang memiliki autisme.
"Kami berharap buku ini akan memberikan pemahaman akan kebutuhan anak dengan autisme serta kebutuhan anggota keluarga lainnya," kata Zavnura dalam keterangan pers pada Senin (3/4/2023).
Zavnura berharap buku ini akan meningkatkan, tidak hanya kesadaran, tapi juga penerimaan dan dukungan bagi anak dan keluarga dengan autisme di Indonesia.
Nurma, co-founder serta direktur program yang juga guru pendidikan kebutuhan khusus di Drisana menambahkan, seringkali orang tua bingung bagaimana memberikan pemahaman tentang anaknya yang memiliki autisme pada anggota keluarga lain. "Dengan buku cerita ini, orang tua dapat memberikan gambaran dan pemahaman serta penerimaan tentang anak dengan autisme," kata dia.
Hari Autisme Sedunia merupakan hari yang diperingati setiap tahunnya pada 2 April, untuk meningkatkan kesadaran, pengertian, dan penerimaan masyarakat akan keadaan orang dengan autisme. Setiap tahun momen ini menjadi kesempatan untuk mewujudkan lingkungan keluarga, pendidikan, kesehatan, kerja dan sosial, atau komunitas yang lebih ramah autisme.
Buku "Kado Alma untuk Dila" merupakan buku cerita bergambar anak pertama di Indonesia tentang autisme. Buku ini menunjukkan beberapa karakter anak dengan autisme, serta dinamika dan tantangan yang sering dihadapi keluarga. Buku ini juga disertai fakta dan tips untuk orang tua dan caregiver yang bertujuan meningkatkan pemahaman dan penerimaan terkait autisme.
Saat ini Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 1 dari 160 anak memiliki autisme. Di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 36 anak memiliki autisme. Di Indonesia, meskipun belum ada data yang pasti, diperkirakan terdapat 2,4 juta orang yang memiliki autisme.
WHO menyatakan, semua orang dengan spektrum autisme memiliki hal untuk dapat mandiri, memiliki otonomi, dan kebebasan memilih dalam hidupnya. Hak tersebut mencakup hak untuk mendapatkan penerimaan dan dukungan penuh sehingga dapat memiliki kesempatan pekerjaan yang setara dengan orang-orang neurotipikal.
Drisana berharap buku ini dapat membantu keluarga untuk memahami, menerima, dan memberikan dukungan bagi anak dengan autisme.