REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Pemerintah Cina mengutuk pertemuan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dengan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Kevin McCarthy di California. Beijing mengatakan, pertemuan mereka merupakan pelanggaran mencolok terhadap prinsip satu-Cina yang juga dianut Washington.
“Menanggapi tindakan kolusi yang sangat keliru antara AS dan Taiwan, Cina akan mengambil langkah tegas serta efektif untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayah,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina dalam sebuah pernyataan, dilaporkan kantor berita Xinhua, Kamis (6/4/2023).
Cina menegaskan, pertemuan Tsai dengan McCarthy sangat melanggar prinsip satu-Cina, kebijakan yang secara resmi diakui pula oleh Washington selama beberapa dekade. “Masalah Taiwan adalah inti dari kepentingan inti Cina dan garis merah pertama yang tidak boleh dilanggar dalam hubungan Cina-AS,” kata Kemenlu Cina.
Kementerian Pertahanan Nasional Cina turut mengecam pertemuan Tsai dengan McCarthy. "Kami dengan tegas menentang segala bentuk interaksi resmi antara AS dan Taiwan serta setiap kunjungan pemimpin otoritas Taiwan ke AS dengan nama atau dalih apa pun," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Kementerian Pertahanan Nasional Cina menekankan, Tentara Pembebasan Rakyat Cina akan dengan tegas menjaga kedaulatan dan integritas negara tersebut. Kevin McCarthy menjamu kedatangan Tsai Ing-wen di California pada Rabu (5/4/2023) lalu. McCarthy menjadi tokoh AS paling senior yang bertemu pemimpin Taiwan di tanas AS dalam beberapa dekade terakhir.
Dalam pertemuan di California, Tsai menyampaikan terima kasih kepada Kongres AS karena telah berdiri di samping Taiwan ketika demokrasi berada di bawah ancaman. “Saya ingin menambahkan bahwa kita lebih kuat saat kita bersama,” ujar Tsai yang berdiri berdampingan dengan McCarthy.
Semenatara itu McCarthy mengungkapkan, persahabatan antara AS dan Taiwan adalah isu yang penting bagi dunia bebas. Pada kesempatan itu, McCarthy menyampaikan dia dan Tsai telah membahas tentang bagaimana mempercepat pengiriman senjata dari AS ke Taiwan.
“Kita harus melanjutkan penjualan senjata ke Taiwan dan memastikan penjualan tersebut sampai ke Taiwan tepat waktu,” kata McCarthy, seraya menambahkan bahwa dia yakin ada kesepakatan bipartisan mengenai hal tersebut.
Cina diketahui mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Namun Taiwan berulang kali menyatakan bahwa ia adalah negara merdeka dengan nama Republik Cina. Taiwan selalu menyebut bahwa Beijing tidak pernah memerintahnya dan tak berhak berbicara atas namanya. Situasi itu membuat hubungan kedua belah pihak dibekap ketegangan dan berpeluang memicu konfrontasi.
AS tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan karena mengakui prinsip satu-Cina. Namun dalam ketegangan di Selat Taiwan, Washington berpihak dan mendukung Taiwan. Isu Taiwan menjadi salah satu isu yang membuat hubungan AS dan Cina dibekap ketegangan.