REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan pada Kamis (6/4/2023) mencermati kapal induk Cina dan ancaman di Selat Taiwan, setelah Beijing mengutuk pertemuan antara Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan Ketua House of Representatives Amerika Serikat (AS) Kevin McCarthy.
McCarthy bersama anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat bertemu dengan Tsai pada Rabu (5/4/2023) di Perpustakaan Kepresidenan Ronald Reagan di Simi Valley, Kalifornia. Pertemuan itu berlangsung di tengah pasang surut hubungan AS-Cina.
Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan, kapal induk Cina, Shandong terlihat pada Rabu. Kapal tersebut saat ini berada 200 mil laut (370 km) di timur Taiwan. Dia menambahkan, belum terlibat pesawat yang lepas landas dari geladak kapal tersebut.
"Ini adalah pelatihan tetapi waktunya cukup sensitif, dan apa yang akan kami lakukan masih dipelajari," kata Chiu kepada wartawan di parlemen Taipei.
Chiu kemudian memberikan pemberitahuan kepada anggota parlemen bahwa kapal itu berada di timur ujung paling selatan Taiwan, dan kapal perang Taiwan memantaunya pada jarak lima hingga enam mil laut.
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan, kapal Cina itu terdiri dari tiga kapal, termasuk fregat dan kapal pendukung. Sebuah kapal perang Jepang juga sedang memantau aktivitas Cina tersebut. Jepang mengatakan, ini adalah pertama kalinya Jepang melihat Shandong. Kapal ini ditugaskan memasuki Pasifik pada 2019.
Pada Maret tahun lalu, Shandong berlayar melalui Selat Taiwan, beberapa jam sebelum presiden Cina dan AS dijadwalkan untuk berbicara. Chiu mengatakan, kapal induk AS USS Nimitz juga berada sekitar 400 mil laut di timur Taiwan.
"Tidak bisa dikatakan itu ada di sini untuk kami, tetapi begitu situasi ini terjadi, semuanya terkait," ujar Chiu.
Angkatan Laut AS menolak berkomentar. Mereka mengatakan, tidak akan berspekulasi tentang operasi USS Nimitz di masa depan. Cina menggelar latihan perang di sekitar Taiwan pada Agustus lalu setelah mantan ketua House of Representatives Nancy Pelosi mengunjungi Taipei.
Kementerian Pertahanan Cina mengutuk pertemuan McCarthy dengan Tsai. Tetapi Cina tidak mengancam tindakan tertentu.
"Tentara Pembebasan Rakyat Cina mematuhi tugas dan misinya, mempertahankan tingkat kewaspadaan tinggi setiap saat, dengan tegas mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas wilayah, serta dengan tegas menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata pernyataan Cina.
Wakil Kepala Biro Keamanan Nasional Taiwan, Ko Cheng-heng, mengatakan kepada anggota parlemen, mereka tidak mengharapkan reaksi yang kuat dari Cina setelah kunjungan Pelosi. "Apa yang lebih dipedulikan komunis Cina adalah apakah McCarthy akan mengunjungi Taiwan," katanya.
Ko mengatakan, Cina juga berusaha menunjukkan wajah yang lebih diplomatis kepada dunia. Dia juga menyoroti kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang saat ini berada di Beijing.
"Jadi saat ini mereka terus menampilkan citra kekuatan besar yang lebih damai," kata Ko.
Taiwan juga prihatin dengan pengumuman Cina pada Rabu (5/4/2023) malam bahwa administrasi keselamatan maritimnya akan memeriksa kapal-kapal di Selat Taiwan. Bahkan Cina dilaporkan meminta untuk menaiki kapal Taiwan. Taiwan telah memberikan pemberitahuan kepada operator pelayaran jika mereka menemukan permintaan seperti itu dari Cina, maka mereka harus menolaknya dan segera memberi tahu penjaga pantai Taiwan untuk memberikan bantuan.
Menteri Pertahanan Chiu mengatakan Taiwan akan bereaksi jika kapal patroli Cina melintasi garis median Selat Taiwan, yang biasanya berfungsi sebagai penghalang tidak resmi antara kedua belah pihak. Sementara Cina mengatakan Selat Taiwan adalah wilayah kedaulatannya.
“Cina yang secara sepihak mengumumkan yurisdiksinya atas laut itu, dan kami tidak setuju dengan ini,” kata Chiu.