Senin 10 Apr 2023 14:05 WIB

Setelah 20 Tahun Invasi, Ribuan Warga Irak Masih Dinyatakan Hilang

Ribuan orang masih dinyatakan hilang sejak invasi AS ke Irak pada 2003

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Ribuan orang masih dinyatakan hilang sejak invasi Amerika Serikat (AS) ke Irak pada 2003 lalu.
Foto: Reuters/Ahmed Saad
Ribuan orang masih dinyatakan hilang sejak invasi Amerika Serikat (AS) ke Irak pada 2003 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Nawal Sweidan, diam-diam melipat pakaian putranya dan merapikan seprai di kamarnya seperti yang biasa. Dia masih melakukannya secara rutin meskipun putranya sudah hampir 10 tahun tidak pulang sejak dibawa pergi oleh milisi. Putranya Safaa menghilang pada akhir Juli 2014.

Saat itu sekelompok pria muncul di depan pintu rumahnya dan meminta Safaa--seorang mahasiswa hukum-- sebagai pembawa pos di awal usia 20-an. “Mereka memberi tahu kami bahwa mereka hanya ingin menanyainya dan akan segera mengembalikannya,” kata Sweidan.

Dua puluh tahun setelah invasi pimpinan AS ke Irak tahun 2003, sebagian besar konflik dan pertumpahan darah sektarian telah mereda. Tapi tahun-tahun kenangan itu masih membekas di ribuan orang, terlebih bagi keluarga-keluarga seperti Safaa yang merasa dilupakan saat mencari jawaban tentang nasib orang yang mereka cintai. Tak hanya Safaa, ribuan orang masih dinyatakan hilang sejak invasi Amerika Serikat (AS) ke Irak pada 2003 lalu.

Baca juga : Viral Video Kucing Cium Imam Sholat Tarawih Aljazair, Imam Masjidil Haram pun Berkomentar

Ketika mencoba membuka halaman masa lalu Irak yang bermasalah, pemerintah belum membentuk komisi untuk mencari orang hilang karena sebagian politisi terkait dengan kelompok bersenjata yang terlibat dalam penculikan dan pembunuhan.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan telah menerima 43.293 kasus orang hilang sejak 2003. Dari jumlah itu, lebih dari 26.700 kasus masih belum terselesaikan. Itu jauh lebih tinggi dari perkiraan pemerintah Irak yakni 16 ribu warga Irak yang hilang selama periode yang sama.

Angka ICRC mencakup lebih banyak kategori orang hilang dan kemungkinan lebih akurat daripada angka pemerintah, kata Raz Salayi, peneliti Irak di organisasi hak asasi manusia internasional Amnesty International. Sementara, tak satu pun dari perkiraan itu yang mencakup orang hilang dari konflik sebelum tahun 2003, atau mereka yang hilang di penjara Saddam.

ICRC yang berbasis di Jenewa setiap tahun terus menerima permintaan dari keluarga yang meminta bantuan menemukan kerabat yang hilang. Pada tahun 2022, ia menerima hampir 1.500 permintaan baru.

Baca juga : Presiden Zelenskyy Kecam Serangan Rusia di Minggu Palma

“Itu mungkin hanya puncak gunung es dan tidak mewakili jumlah sebenarnya yang hilang,” kata Sara al-Zawqari, juru bicara ICRC di Baghdad.

Keluarga Irak bukan satu-satunya negara yang dibiarkan tanpa jawaban akibat perang. Nasib lebih dari 17 ribu orang hilang selama perang saudara Lebanon 1975-1990 masih belum diketahui. Pemerintah Lebanon membentuk komisi nasional pada 2020, di bawah tekanan karena semakin banyak kerabat meninggal tanpa mengetahui nasib orang yang mereka cintai.

Dalam konflik Suriah, yang sekarang memasuki tahun ke-13, keluarga orang hilang mendesak PBB untuk membuka penyelidikan independen terhadap sebanyak 100.000 orang hilang.

Baca juga : Heboh Soimah Didatangi Debt Collector Pajak, Begini Tanggapan Sri Mulyani

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement