REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Militer Cina mengirimkan beberapa lusin pesawat tempur dan kapal perang ke wilayah perairan Taiwan dalam sebuah latihan berskala besar. Latihan ini seolah mensimulasikan penyegelan pulau tersebut sebagai tanggapan atas lawatan presidennya ke Amerika Serikat.
Militer Cina sebelumnya telah mengumumkan "patroli kesiapan tempur" selama tiga hari yang mereka sebut sebagai "Joint Sword", sebagai sebuah peringatan kepada Taiwan.
Beijing mengatakan bahwa kontak antara Presiden Taiwan dan Ketua DPR AS mendorong langkah yang akan menyebabkan perang.
Para analis militer berpendapat bahwa jika terjadi perang, Cina dapat memblokir lalu lintas laut dan udara di sekitar Taiwan, sehingga mencegah Amerika Serikat, Jepang, atau negara-negara lain untuk campur tangan atau mengirim pasukan untuk membantu pulau itu mempertahankan diri.
Tindakan militer terbaru Cina mengikuti misi diplomatik Presiden Tsai Ing-wen ke sejumlah negara di benua Amerika. Tujuannya untuk meningkatkan dukungan. Perjalanan itu diakhiri dengan pertemuan dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California.
Cina menanggapi pertemuan McCarthy dengan memberlakukan larangan perjalanan dan sanksi keuangan terhadap mereka yang terkait dengan perjalanan Tsai ke AS dan dengan peningkatan aktivitas militer sepanjang akhir pekan.
Pada hari Senin pagi, Tentara Pembebasan Rakyat Cina mengatakan bahwa kapal induk Shandong untuk pertama kalinya ikut serta dalam latihan mengepung Taiwan. Sebuah video juga menunjukkan jet tempur yang lepas landas dari dek kapal.
Pada Ahad dan Senin pagi, sebanyak 70 pesawat terdeteksi dan setengahnya melintasi median Selat Taiwan. Di antara pesawat yang melintasi median adalah 8 jet tempur J-16, 4 pesawat tempur J-1, 8 pesawat tempur Su-30, dan pesawat pengintai.
Kementerian pertahanan Taiwan juga melaporkan 59 penerbangan lainnya oleh pesawat pengebom, serta beberapa jet tempur. Beberapa hari sebelumnya yakni Jumat dan Sabtu, delapan kapal perang dan 71 pesawat terdeteksi di dekat Taiwan, menurut Kementerian Pertahanan Taiwan.
Selain patroli kesiapan tempur, PLA Cina akan mengadakan "pelatihan tembakan langsung" di Teluk Luoyuan di provinsi Fujian, Cina yang berseberangan dengan Taiwan.