REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pada malam 10 hari terakhir Ramadhan umat Islam juga dianjurkan untuk melakukan itikaf. Dalilnya pun terdapat dalam Alquran dan hadits.
Dikutip dari buku Risalah tentang Itikaf dan Lailatul Qadar oleh Abu Ubaidah Yusuf, Itikaf secara bahasa adalah berdiam diri. Adapun secara istilah adalah berdiam diri di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dari seorang tertentu yang memiliki sifat-sifat tertentu.
Melakukan itikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan merupakan sunnah yang dianjurkan, berdasarkan dalil Alquran, hadits, dan ijma. Dan bisa wajib apabila dengan nadzar. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عَاكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ “Janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beritikaf dalam masjid.” (QS Al Baqarah ayat 187)
Rasulullah ﷺ sendiri melakukan itikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan sampai beliau wafat. Dan apa yang dilakukan Rasulullah ﷺ dengan niat ketaatan dan mendekatkan diri maka hukumnya sunnah bagi seluruh umatnya. Aisyah radhiyallahu anha berkata:
كانَ رسُولُ اللَّهِ ﷺ يُجاوِرُ في العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رمضَانَ، ويَقُول: "تحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ في العشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضانَ
Rasulullah ﷺ berdiam diri di dalam masjid pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Beliau ﷺ berkata, “Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.” (HR Bukhari)
Banyak para ulama yang menukil tentang disyariatkannya itikaf seperti Imam Ibnu Hazm, an-Nawawi, Ibnu Qudamah, Ibnu Rusyd, Ibnu Abdil Barr, dan lain-lain. (Al-Ittihaf fil I’tikaf)
Hukum ini mencakup untuk kaum pria dan wanita, hanya saja bagi kaum wanita disyaratkan izin wali mereka dan aman dari fitnah, berdasarkan dalil-dalil yang banyak sekali serta kaidah fiqih bahwa membendung kerusakan lebih diuatamakan daripada mendapatkan kebaikan.
Baca juga: Yang Terjadi Terhadap Tentara Salib Saat Shalahuddin Taklukkan Yerusalem
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Allah mensyariatkan itikaf maksud dan intinya adalah agar hati lebih tenang dan menghadap kepada Allah. Memusatkan hati, mendekatkan diri kepada-Nya dan menghilangkan kesibukan yang berhubungan dengan manusia, hanya sibuk kepada Allah saja.”