Sabtu 15 Apr 2023 04:34 WIB

Respons PKS Atas Saran Guntur Soekarnoputra untuk Anies Baswedan

Guntur sebelumnya menyarankan Anies tak cari dukungan dari kelompok Islam Khilafah.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andri Saubani
Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri (kiri), Presiden PKS Ahmad Syaikhu (kanan) dan Bakal Calon Presiden (Bacapres) yang diusung PKS Anies Baswedan (tengah) melakukan gerakan senam saat Apel Siaga Pemenangan PKS 2024 di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Ahad (26/2/2023). Apel yang diikuti oleh Ribuan kader yang berasal dari seluruh Indonesia ini merupakan rangkaian penutupan dari Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKS. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi.
Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri (kiri), Presiden PKS Ahmad Syaikhu (kanan) dan Bakal Calon Presiden (Bacapres) yang diusung PKS Anies Baswedan (tengah) melakukan gerakan senam saat Apel Siaga Pemenangan PKS 2024 di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Ahad (26/2/2023). Apel yang diikuti oleh Ribuan kader yang berasal dari seluruh Indonesia ini merupakan rangkaian penutupan dari Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKS. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anies Rasyid Baswedan, mendapat beberapa saran dari salah satu tokoh senior, Guntur Soekarnoputra. Salah satunya agar Anies menghindari dukungan politik dari Amerika Serikat (AS).

Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, mengatakan dalam pemilihan umum di Indonesia semua yang menentukan merupakan warga negara Indonesia. Karenanya, ia mengingatkan, kelompok yang sangat menentukan tidak lain seluruh warga negara Indonesia.

Baca Juga

"Kita memang di koalisi, termasuk untuk capres, kita konsentrasi untuk mencari dukungan ke seluruh publik," kata Syaikhu usai menggelar Silaturahim dan Buka Puasa Fraksi PKS DPR RI di kediaman Ketua Majelis Syuro PKS, Jumat (14/4/2023).

Didampingi Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf dan Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini, Syaikhu menegaskan kalau semua mesin yang ada di PKS hari ini difokuskan mendulang suara publik. Baik partai koalisi maupun relawan-relawan.

Syaikhu menegaskan, adapun konstelasi politik internasional kemungkinan baru akan dibahas belakangan. Baik itu setelah masa kampanye, bahkan setelah masa pemilihan umum selesai dan setelah Anies menduduki posisi Presiden Indonesia.

"Mungkin yang lebih ini adalah pasca kemenangan yang akan sangat berpengaruh," ujar Syaikhu.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement