Sabtu 15 Apr 2023 05:37 WIB

Terungkap! 5 Kali Kecelakaan di Dekat Tol Semarang-Solo KM 487+600 Jelang Lebaran 2022

Polisi menyatakan titik tol KM 487+600 tersebut menjadi titik lelah pengemudi.

Rep: C02/ Red: Agus raharjo
Warga melihat kondisi truk yang mengalami kecelakaan di Jalan Tol Semarang-Solo KM 487, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (14/4/2023). Berdasarkan data sementara Polda Jawa Tengah, kecelakaan yang melibatkan delapan kendaraan tersebut mengakibatkan enam orang meninggal dunia.
Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Warga melihat kondisi truk yang mengalami kecelakaan di Jalan Tol Semarang-Solo KM 487, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (14/4/2023). Berdasarkan data sementara Polda Jawa Tengah, kecelakaan yang melibatkan delapan kendaraan tersebut mengakibatkan enam orang meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI--Kecelakaan beruntun di tol Semarang-Solo KM 487+600, Boyolali, Jawa Tengah menelan delapan korban meninggal pada Jumat (14/4/2023) sekitar pukul 04.00 WIB. Enam korban diantaranya berasal dari Nganjuk, Jawa Timur. Lima dari korban meninggal masih satu keluarga besar.

Kapolres Boyolali AKBP Petrus Parningotan Silalahi mengungkap fakta bahwa kecelakaan di lokasi yang berdekatan dengan kecelakaan maut pada Jumat sering terjadi. Ia mengaku, tahun lalu (2022), lima kecelakaan juga terjadi di lokasi yang berdekatan dengan ruas tol Semarang-Solo KM 487+699, Boyolali. Lima kecelakaan itu juga terjadi menjelang periode mudik tahun 2022.

Baca Juga

"Tahun lalu lima (kecelakaan), di lokasi yang berdekatan sesuai dengan data itu sejak ada tol ya sering terjadi laka lantas. Tahun kemarin 2022 pada saat periode yang sama, menjelang mudik," kata AKBP Petrus, Jumat (14/4/2023).

Menurut Petrus, bahwa titik tol tersebut menjadi titik lelah pengemudi. Hal ini diduga menjadi penyebab banyak laka lantas terjadi. "Di sini titik lelahnya para pengemudi, kemudian (sopir) sudah lelah kemudian kendaraan tidak siap mungkin kendaran sudah tua, tidak siap fisik kendaraan. Nah itu menyebabkan banyaknya faktor-faktor laka lantas," kata Petrus.

Pihak kepolisian menyatakan ada tiga dugaan sementara yang menyebabkan kecelakaan beruntun pada Jumat dini hari yang mengakibatkan 8 korban meninggal dan 13 lain luka-luka pada Jumat dini hari tersebut. Kepolisian menduga kecelakaan tersebut diakibatkan beberapa hal. Diantaranya faktor muatan, rem blong, hingga pengemudi mengantuk.

"Dugaan sementara pengemudi truk pengangkut besi diduga pertama mengantuk, dugaan kedua rem blong, ketiga adanya kelebihan muatan sehingga terjadi pengereman tidak maksimal," kata Kasatlantas Polres Boyolali, AKP M Herdi Pratama.

Selain itu, berdasarkan keterangan saksi, kondisi rest area di sekitar lokasi kecelakaan penuh sehingga membuat pengemudi tidur di badan jalan. Salah satu sopir ekspedisi asal Klaten, Jateng, Eka Supriyanto (42 tahun) yang selamat usai kecelakaan, mengaku alasan tidur di bahu jalan tol lantaran rest area 487 sudah penuh.

"Di rest area penuh ceritanya, sama satpam disuruh jalan, (kendaraan besar semua?) ya campur, (berapa kendaran?) Ga tau, saya nggak menghitung. Saya cuma jalan pelan-pelan, saya gak kuat bener, makanya tidur sini saja," kata Eka, Jumat (14/4/2023).

"Saya istirahat di dalam mobil, saya di samping tidur, udah masuk di rest area tapi karena penuh saya ga berhenti, karena di sini lihat ada yang berhenti, ikut berhenti di sini. Tapi begitu lihat situasinya sudah kacau," katanya.

Penuhnya rest area ini dibenarkan pihak pengelola Rest Area 487 Victor Immanuel. Ia mengaku rest area sekitar pukul 04.00 WIB dini hari memang selalu padat. Apalagi mendekati lebaran dimana karena ada aturan kendaraan sumbu tiga atau lebih dilarang melintas. Yakni pada aturan Nomor: KP-DRJD 2616 Tahun 2023, SKB/48/IV/2023, 05/PKS/Db/2023 tentang Pengaturan Lalu Lintas Jalan Serta Penyeberangan Selama Masa Arus Mudik dan Arus Balik Angkutan Lebaran Tahun 2023/1444 Hijriah.

Dalam aturan tersebut memberlakukan mobil dengan sumbu tiga atau lebih dilarang melintas per 17 April hingga 21 April 2023. "Soal trafik kendaraan sini cukup ramai, lebaran ga lebaran di sini cukup ramai. Tadi pagi di sini saya pastikan penuh, sepertinya lonjakan karena batas waktu untuk menggunakan sumbu tiga, jadi mereka gencar, iya terus mengejar (target) terus jadi lonjakan kendaraan besar," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement