Senin 17 Apr 2023 00:20 WIB

Jangan Lengah, Anjing dan Kucing Peliharaan Bisa Tularkan Superbug Resisten Obat

Infeksi bakteri resisten obat bisa mengancam jiwa.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Penyayang kucing dan hewan peliharaannya (Ilustrasi). Orang yang memelihara kucing dan anjing perlu mewaspadai penularan bakteri yang resisten terhadap antibiotik.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Penyayang kucing dan hewan peliharaannya (Ilustrasi). Orang yang memelihara kucing dan anjing perlu mewaspadai penularan bakteri yang resisten terhadap antibiotik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hewan peliharaan seperti anjing dan kucing ternyata bisa menularkan superbug atau bakteri super yang resisten obat kepada pemiliknya dan orang-orang di sekitarnya. Apa yang sebaiknya dilakukan oleh pemilik hewan peliharaan?

Infeksi bakteri resisten obat bisa mengancam jiwa. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi bakteri resisten obat menyebabkan kematian sekitar 700 ribu kasus per tahun di dunia. Jumlah ini bisa meningkat hingga 10 juta per tahun pada 2050 bila tak ada tindakan penanggulangan yang dilakukan.

Baca Juga

Berdasarkan studi terbaru, hewan peliharaan seperti anjing dan kucing turut berkontribusi dalam penyebaran patogen resisten obat yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia. Hal ini terungkap melalui sebuah studi yang dilakukan di Portugal dan Inggris.

Di Portugal, tim peneliti melibatkan lima ekor kucing, 38 ekor anjing, dan 78 manusia dari 43 rumah sebagai partisipan. Sedangkan di Inggris, tim peneliti melibatkan tujuh ekor anjing dan delapan manusia dari tujuh rumah sebagai partisipan.

Selama studi, tim peneliti mengambil sampel feses dari anjing, kucing, dan para pemiliknya. Feses tersebut lalu dites untuk mengetahui ada atau tidaknya paparan Enterobacterales resisten antibiotik.

Enterobacterales adalah ordo bakteri Gram-negatif, tak membentuk spora, berbentuk batang, dan anaerobik fakultatif. Beberapa contoh jenis bakteri Enterobacterales adalah Escherichia coli atau E.coli dan Klebsiella pneumoniae.

Enterobacterales bisa resisten terhadap kelompok antibiotik bernama Carbapenem. Carbapenem merupakan jenis antibiotik yang kerap digunakan sebagai perlindungan terakhir dalam pengobatan bila antibiotik lain tak bekerja. Bakteri Enterobacterales yang resisten terhadap Carbapenem dikenal dengan sebutan Carbapenem-resistant Enterobacterales (CRE).

Tim peneliti juga memantau keberadaan bakteri yang resisten terhadap antibiotik cephalosporins generasi ketiga pada sampel feses. Obat ini sangat penting dalam pengobatan manusia karena kerap digunakan untuk mengobati meningitis, pneumonia, serta sepsis.

"Dalam studi ini kami memberikan bukti bahwa bakteri yang resisten terhadap cephalosporins generasi ketiga, antibiotik yang sangat penting, dapat ditularkan dari hewan ke pemilik mereka," jelas peneliti Juliana Menezes dari University of Lisbon, seperti dilansir The Sun, Ahad (16/4/2023).

Dari seluruh partisipan ini, sebanyak tiga kucing, 21 anjing, dan 28 manusia pemilik hewan peliharaan terbukti positif terpapar bakteri yang resisten obat. Seekor anjing di Inggris, misalnya, terinfeksi oleh E.coli multiresisten obat. Bakteri ini kebal terhadap beragam jenis antibiotik yang kerap menjadi harapan terakhir dalam pengobatan.

Di Portugal, tim peneliti juga menemukan adanya anjing yang memiliki bakteri resisten obat. Bakteri ini tampak resisten terhadap antibiotik cephalosporins generasi ketiga. Seekor anjing di Portugal juga terinfeksi E.coli resisten obat.

Seluruh hewan ini telah menjalani pengobatan. Kabar baiknya, para pemilik hewan tidak sakit dan tak membutuhkan perawatan.

Selain itu, tim peneliti juga menemukan adanya delapan rumah yang hewan dan pemiliknya sama-sama terpapar Enterobacterales. Dua rumah tersebut memiliki kucing dan enam rumah lainnya memiliki anjing.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement