Selasa 18 Apr 2023 14:58 WIB

Tahun Ini Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta Kembali Digelar Luring

Grebeg Syawal berlangsung saat perayaan Idul Fitri 2023 yakni pada 22 April.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Grebeg Syawal. Prajurit Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mengikuti prosesi Grebeg Syawal di Alun-alun Keraton Ngayogyakarta, Yogyakarta.
Foto: Republika/ Wihdan
Grebeg Syawal. Prajurit Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mengikuti prosesi Grebeg Syawal di Alun-alun Keraton Ngayogyakarta, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Keraton Yogyakarta kembali menggelar Hajad Dalem Grebeg Syawal di awal bulan Syawal atau saat perayaan Idul Fitri 2023 yakni pada 22 April. Pelaksanaannya digelar secara luring setelah tiga tahun pandemi Covid-19.

Penghageng II Kawedanan Rekso Suyoso Keraton Yogyakarta, KRT Kusumanegara mengatakan, Grebeg Syawal ini merupakan bentuk sedekah dari raja Keraton Yogyakarta kepada rakyatnya. Prosesinya sendiri dilakukan dengan iring-iringan 10 Bregada Prajurit Keraton yang mengawal tujuh buah gunungan.

Tujuh gunungan tersebut dibawa ke tiga tempat yang berbeda. KRT Kusumanegara menyebut, lima gunungan akan dibawa ke Masjid Gedhe Kauman, satu gunungan dibawa ke Pura Pakualaman, dan satu gunungan lainnya dibawa ke Kepatihan.

"Jam 10.00 WIB gunungan mulai diboyong dari keraton ke Masjid Gedhe (Kauman) dan dua titik lain, baik di Kepatihan maupun di Puro Pakualaman," kata KRT Kusumanegara di kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (18/4/2023).

Gunungannya sendiri berisi berbagai macam sayuran hingga makanan. Gunungan ini akan dirayah atau diperebutkan oleh masyarakat usai didoakan.

"Tentu saja permintaan dari keraton itu (aksi) rebutan (gunungan oleh masyarakat) itu setelah didoakan, jadi acara khidmatnya dapat di situ. Karena biasanya, saking antusiasnya masyarakat itu pada saat belum selesai didoakan, kemudian mereka sudah berebut," ujarnya.

Wakil Penghageng KHP Widya Budaya, KRT Rinta Iswara mengatakan, sejatinya grebeg ini merupakan salah satu upacara yang hingga saat ini rutin dilaksanakan oleh Keraton Yogyakarta. Meski, di tiga tahun sebelumnya dilaksanakan secara terbatas mengingat penyebaran pandemi Covid-19 yang masih tinggi.

"Grebeg yang dilakukan di keraton adalah hajad dalem, sebuah upacara budaya yang diselenggarakan oleh keraton dalam rangka memperingati hari besar agama Islam yakni Idul Fitri, Idul Adha, dan Maulid Nabi Muhammad SAW,” kata KRT Rinta.

Sementara, gunungan sendiri merupakan perwujudan kemakmuran Keraton atau pemberian dari raja kepada rakyatnya. Dengan begitu, katanya, makna Grebeg Syawal secara singkat yakni bentuk rasa syukur akan datangnya Idul Fitri yang diwujudkan dengan memberikan rezeki kepada masyarakat melalui ubarampe gunungan berupa hasil bumi dari tanah Mataram.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement