REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potongan kayu yang diyakini berasal dari salib tempat Yesus disalib lebih dari 2.000 tahun lalu akan disertakan dalam salib yang akan dipakai dalam memimpin upacara pemahkotaan Raja Charles III bulan depan di Westminster Abbey London, Inggris. Dua potongan yang diyakini berasal dari "True Cross" dihadiahkan kepada raja oleh Paus Fransiskus menjelang pemahkotaannya.
Itu akan dijadikan simbol di bagian tengah salib prosesi Pemahkotaan. Lewat situsnya, Gereja Wales juga mengonfirmasi bahwa salib prosesi Pemahkotaan akan menyertakan relik "Salib Asli", dan menyebutnya sebagai "gestur ekumenis yang penting".
Salib prosesi yang dikenal sebagai Salib Wales, dibentuk dari batangan perak daur ulang, batu tulis Welsh, dan kayu. Salib itu dihadiahkan kepada raja oleh Gereja Wales.
Ada juga kata-kata dari khotbah terakhir St David di belakangnya dalam bahasa Welsh, "Byddwch lawen. Cadwch y ffydd. Gwnewch y Pethau Bychain". Kika diterjemahkan, maknanya, "Bersukacitalah. Jaga iman. Lakukan hal-hal kecil".
Salib itu diberkati oleh Uskup Agung Wales pada Rabu (19/4/2023). "Rancangannya berbicara tentang iman Kristiani kami, warisan kami, sumber daya kami, dan komitmen kami terhadap keberlanjutan," kata Uskup Agung Wales, pada kebaktian pemberkatan di Llandudno, Wales, Inggris, Andrew John.
"Kami juga senang bahwa penggunaan pertamanya adalah untuk memandu keagungan mereka ke Westminster Abbey di Layanan Pemahkotaan," kata John, dilansir Fox News, Jumat (21/4/2023),
Menjelang kebaktian, Uskup Agung Cardiff dan Uskup Menevia, Mark O'Toole (atas nama Gereja Katolik Roma di Wales) juga ikut memberkati.
"Dengan rasa suka cita yang mendalam, kami merangkul Salib ini, yang diberikan dengan murah hati oleh Raja Charles, dan berisi relik Salib Asli, yang dihadiahkan dengan murah hati oleh Takhta Suci," kata O’Toole.
"Ini bukan hanya tanda akar Kristiani yang dalam dari bangsa kita, tetapi saya yakin, akan mendorong kita semua untuk mencontohkan kehidupan kita pada kasih yang diberikan oleh Juru Selamat kita, Yesus Kristus. Kami berharap untuk menghormatinya, tidak hanya dalam berbagai perayaan yang direncanakan, tetapi juga dalam suasana yang bermartabat di mana ia akan menemukan rumah permanen," kata dia.