REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua jagoan dari desa kecil di Galia, Asterix (Guillaume Canet) dan Obelix (Gilles Lellouche), menghadapi petualangan baru. Mereka membantu Putri Fu Yi (Julie Chen) dari Cina untuk membebaskan permaisuri yang ditawan setelah terjadinya kudeta.
Mereka pun menempuh perjalanan bersama pengawal pribadi sang putri dan seorang pedagang yang semula mempertemukan putri dengan suku Galia. Keadaan kian rumit karena penguasa Romawi yang menjajah Galia, Julius Caesar, bersekutu dengan sosok di balik kudeta Cina.
Petualangan teranyar Asterix dan Obelix itu hadir dalam film Asterix & Obelix: The Middle Kingdom, yang bisa disaksikan di bioskop Indonesia mulai 27 April 2023. Tokoh dalam film dibuat berdasarkan seri buku cerita klasik Asterix karya René Goscinny dan Albert Uderzo.
Kisah di film live action Prancis ini tidak mengadaptasi salah satu judul tertentu, sehingga pengembangan cerita dalam film terkesan lebih luwes dan bebas. Guillaume Canet, sang sutradara sekaligus pemeran tokoh Asterix, menyisipkan berbagai unsur kekinian.
Misalnya, di salah satu adegan saat berkirim pesan dengan merpati pos, ada bunyi seperti notifikasi pesan di ponsel. Begitu juga pemberian nama-nama tokoh yang terkait kondisi terkini, seperti Unhygienix, Deng Tsin Qin, Biopix, Epidemais, Caius Antivirus, dan lainnya.
Padahal, cerita berlangsung pada latar waktu 50 tahun sebelum Masehi, sama seperti yang dideskripsikan pada buku cerita. Di awal film berdurasi 111 menit ini, keterangan tersebut juga dihadirkan dalam narasi. Itu membuat penonton bisa mengikuti alurnya dengan baik.
Humor komikal yang menggelitik jadi daya tarik utama film, memicu banyak tawa lewat sejumlah dialog para pemerannya. Momen paling jenaka dalam film yang akan terkenang yakni saat Asterix dan Obelix saling mengucap selamat tidur dengan sindiran.