REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel membatalkan program darurat yang menawarkan warga negara Rusia dan Belarusia mendapatkan kewarganegaraan Israel dengan cepat. Program jalur cepat untuk imigrasi ke Israel atau Aliyah akan tetap terbuka untuk imigran Ukraina.
Kabar ini dilaporkan oleh harian Israel Haaretz pada Sabtu (22/4/2023). Keputusan tersebut muncul hampir 14 bulan sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina pada Februari tahun lalu.
Haaretz melaporkan, jumlah warga negara Rusia yang mencari kewarganegaraan Israel telah melonjak. Kondisi ini terjadi di tengah kekhawatiran akan perluasan wajib militer, bersamaan dengan pelanggaran hak asasi manusia.
Langkah terbaru Tel Aviv akan membuat para pendatang baru berusaha untuk membuat Aliyah dari Rusia dan Belarusia tanpa status kependudukan resmi selama berbulan-bulan. Aturan itu akan membatasi akses mereka ke pekerjaan, perumahan, dan perawatan kesehatan.
Di luar keadaan kemanusiaan yang luar biasa, warga Rusia dan Belarusia tidak akan dapat menggunakan jalur darurat. Fitur ini bisa digunakan kecuali mendaftar ke situs layanan satu atap yang ingin membuat Aliyah sebelum 15 April.
Mulai saat ini, warga Rusia dan Belarusia yang ingin melakukan Aliyah harus memulai berkas imigrasi dengan Otoritas Kependudukan dan Imigrasi Israel. Mereka perlu menghadiri pertemuan dengan konsul untuk verifikasi kelayakan dan membuat janji tambahan dengan Kementerian Dalam Negeri. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, mereka akan memenuhi syarat untuk menerima status kependudukan imigran baru dari Kementerian Aliyah.