REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menggelar simulasi kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan tsunami dengan metode evakuasi horizontal Kawasan The Nusa Dua, Bali. Kegiatan simulasi ini merupakan tindak lanjut rencana kerja ITDC sebagai pengelola kawasan dalam bidang kesiapsiagaan bencana gempa bumi dan tsunami yang diikuti oleh seluruh tenant dan stakeholders terkait.
Kegiatan ini juga sebagai bagian penerapan atas kajian baru yang dilaksanakan oleh BMKG berkaitan Evacuation Golden Time dengan tujuan untuk melatih kesiapsiagaan para pekerja di kawasan The Nusa Dua, wisatawan serta stakeholders dalam mengambil sikap dan tindakan ketika menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami.
"Kegiatan simulasi salah satu wujud kesiapsiagaan kami selaku pengelola kawasan dalam menghadapi bencana di kawasan," ujar General Manager The Nusa Dua I Gusti Ngurah Ardita dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (27/4/2023).
Ardita menyebut hal ini juga sebagai bentuk sosialisasi pengurangan resiko bencana dan penyelamatan diri dari potensi ancaman bencana, dengan harapan para pekerja di kawasan bisa lebih peduli tentang ancaman terhadap bahaya dan meminimalisir jatuhnya korban akibat bencana. Dalam simulasi ini dikerahkan pula seluruh stakeholders sesuai perannya masing-masing.
"Para peserta dalam kesempatan ini diminta agar dapat minimal mengetahui dan memahami dasar-dasar yang harus dilakukan ketika terjadi bencana," ucap Ardita.
Ardita menjelaskan pelaksanaan kegiatan simulasi ini melibatkan BPBD Provinsi Bali, BPBD Kabupaten Badung, Tenaga Ahli Gubernur di Bidang Kebencanaan, Kepolisian Resor Kota Denpasar, Kepolisian Sektor Kuta Selatan, Pamobvit, Polair, Koramil Kuta Selatan, seluruh tenant kawasan The Nusa Dua, Paguyuban Pedagang Pantai, Paguyuban Transportasi, Forum Pengurangan Risiko Bencana Tanjung Benoa, dan warga Desa Adat Bualu serta Desa Adat Peminge. Jumlah peserta simulasi mencapai 500 orang.
Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin mengatakan simulasi evakuasi ini memiliki tiga esensi utama yaitu melatih kesiapan personil, menguji ketangguhan manajemen, dan keamanan infrastruktur. Rentin berharap seluruh insan di Bali khususnya, memiliki kesadaran bahwa Bali berada dalam ring of fire (cincin api) potensi ancaman bencana.
"Kami mengapresiasi komitmen ITDC sebagai pengelola kawasan yang secara konsisten melakukan simulasi bencana guna melatih seluruh komponen yang ada di Kawasan The Nusa Dua untuk sadar bencana. Jadi, tidak salah jika kawasan ini selalu terpilih sebagai lokasi perhelatan event internasional di antaranya GPDRR serta rangkaian event G20 tahun lalu," kata Rentin.