REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku senang bertemu banyak masyarakat Indonesia saat menunaikan ibadah umroh di tanah suci. Erick mendengarkan cerita masyarakat tentang perjuangan menempuh ibadah umroh hingga bertukar pikiran mengenai dunia usaha.
"Ini ada Bapak Kamaludin dari Pekalongan, pengrajin batik. Alhamdulillah (penjualan) sudah mulai normal dan cita-cita anaknya juga ingin jadi pengusaha, masyaAllah," ujar Erick dalam akun Instagram, @erickthohir pada Rabu (26/4/2023).
Selain Kamaludin, Erick yang tengah menikmati keindahan Masjid Nabawi juga bertemu Founder dan CEO Amarthaid Andi Taufan. Amartha merupakan pionir tekfin P2P lending dalam pengembangan dana sekaligus berdampak sosial dengan teknologi terbaru yang menghubungkan dengan perempuan pengusaha mikro perdesaan melalui marketplace untuk mendanai usaha mereka.
Erick dan Andi berdiskusi tentang bagaimana bisa terus mendorong ekonomi masyarakat Indonesia di era digital, terutama untuk para pengusaha UMKM.
"Kami juga membicarakan pentingnya inovasi di era digital seperti penggunaan Artificial Intelligence (AI) dan chatGPT yang sekarang sedang ramai digunakan," ucap Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) tersebut.
Erick mafhum setiap inovasi kerap dibarengi dengan perdebatan. Namun yang terpenting, bagi Erick, bisa menyesuaikan dengan model bisnis dan memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk memudahkan usaha. Erick meyakini kemajuan teknologi membuka banyak peluang untuk mencetak pengusaha baru atau lapangan pekerjaan untuk masyarakat Indonesia.
"Karena memang Indonesia perlu banyak pengusaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang tidak mungkin hanya bergantung oleh pemerintah pusat dan daerah. Islam mengajarkan bagaimana kita harus salah satunya bermanfaat bagi sesama," ucap Erick.
Erick Thohir bersama keluarga mengaku berat meninggalkan tanah suci. Namun, Erick memiliki tanggung jawab besar dalam tugasnya sebagai pelayan publik di Indonesia.
"Alhamdulillah ibadah umroh bersama keluarga telah dilaksanakan. Seperti rindu yang tidak pernah tuntas, berat rasanya meninggalkan tanah suci, hanya bisa berharap semoga suatu hari Allah SWT meridai kami untuk bisa kembali lagi," kata Erick.