REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa saat ini pihaknya memprioritaskan pembahasan kerja sama dengan partai politik lain. Setelah itu, pembicaraan terkait calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo baru dibicarakan dan diputuskan bersama.
"Ini kan calon presiden dan calon wakil presiden diusung oleh partai politik atau gabungan parpol, ini adalah amanat konstitusi," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (27/4/2023).
Munculnya nama-nama potensial yang disebut cocok menjadi cawapres dari Ganjar dipandangnya sebagai suatu dinamika. Namun, PDIP juga percaya pada aspek spiritualitas, di mana Tuhan ikut menentukan dalam penentuan nama tersebut.
"Kami percaya dalam spiritualitas yang diajarkan di PDI Perjuangan itu selalu, selain manusia yang merencanakan, itu ada Tuhan yang ikut menentukan. Karena terkait pemimpin nasional, apalagi pertanggungjawaban lebih dari 270 juta rakyat Indonesia," ujar Hasto.
"Berbagai konstelasi di berbagai yang sangat dinamis tersebut pada akhirnya akan mengerucutkan pada satu nama calon presiden dan cawapres yang kami usung," sambungnya.
Kendati demikian, ia menyebut satu kriteria yang mengharuskan pasangan capres-cawapres menjadi dwitunggal yang memiliki kesesuaian. Pasangan pemimpin yang saling melengkapi, jika nanti terpilih pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Ia menyinggung dwitunggal antara Megawati Soekarnoputri dengan Hamzah Haz ketika memimpin pada periode 2001-2004. Keduanya menjadi pemimpin yang saling melengkapi dan memahami perannya masing-masing.
PDIP sendiri mengapresiasi Partai Hanura dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang resmi menyatakan dukungannya kepada Ganjar sebagai bakal calon presiden (capres). Khususnya dalam mencermati pandangan terkait cawapres dari partai berlambang Ka'bah itu.
"Partai Persatuan Pembangunan dengan sejarah yang panjang juga dalam kaitannya dengan siapa yang akan menjadi calon wakil presiden tentu saja juga punya suatu pandangan-pandangan tersendiri. Demikian pula Bapak Presiden Jokowi ketika habis sholat Ied juga sudah menyebut beberapa nama," ujar Hasto.
"Ini yang kemudian akan dicermati terus-menerus secara dinamis," sambungnya.
Bursa tiket bakal cawapres untuk mendampingi Ganjar akan menjadi rebutan para tokoh dan pimpinan partai politik. Tidak dipungkiri pimpinan partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akan tertarik dengan peluang itu.
"Sejumlah tokoh yang merasa percaya diri bisa mendapatkan tiket cawapres Ganjar dan akan berlomba-lomba untuk dapat dinominasikan dari partai-partai tersebut," ujar Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad yang juga dosen komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Meski begitu, sambung dia, para tokoh yang bisa dinominasikan ini bukanlah sembarang kandidat dari partai-partai tersebut. Nyarwi juga mengatakan para ketua umum dari partai yang akan bergabung dengan PDI Perjuangan (PDIP) tentu akan mematok sejumlah kriteria.
"Bisa juga bersumber dari variabel-variabel lain, seperti gaya atau model kepemimpinan dan performanya ketika menjadi pemimpin di lembaga-lembaga negara atau pemerintahan," katanya.