REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jutaan warga Turki yang tinggal di luar negeri mulai memberikan suara pada Kamis (27/4/2023) dalam pemilihan nasional. Pemilihan umum kali ini akan memutuskan apakah Presiden Recep Tayyip Erdogan dapat memerintah Turki untuk masa jabatan berikutnya.
Pemungutan suara di luar negeri dimulai di tengah kekhawatiran atas kesehatan Erdogan, sehingga terpaksa membatalkan kampanye pemilu.Namun, dia dijadwalkan menghadiri upacara
peresmian pembangkit listrik tenaga nuklir pertama Turki pada Kamis waktu setempat.
Di antara kontingen pemilih luar negeri terbesar yaitu Jerman. Sebanyak 1,5 juta orang Turki di Jerman dapat memberikan suara mereka dalam pemilihan presiden dan parlementer di 16 tempat pemungutan suara di seluruh negeri hingga 9 Mei. Sementara pemungutan suara di Turki akan berlangsung hingga 14 Mei.
Dalam pemilihan lima tahun lalu, mayoritas pemilih Turki di Jerman mendukung Erdogan. Jajak pendapat di Turki menunjukkan sedikit keunggulan bagi penantang utama Erdogan, yaitu pemimpin partai oposisi kiri-tengah Kemal Kilicdaroglu, yang didukung oleh aliansi lintas partai, Nation Alliance.
Erdogan telah dikritik karena pemerintahannya yang semakin otoriter, termasuk merosotnya ekonomi Turki serta inflasi yang merajalela dalam beberapa tahun terakhir. Menteri Pertanian Jerman Cem Ozdemir, yang memiliki akar keluarga di Turki, mengatakan kepada grup media RND bahwa kemenangan Kilicdaroglu akan membuka jalan bagi Turki untuk kembali ke demokrasi.