REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar ilmu kesehatan yang juga Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mendorong pemerintah kembali menggalakkan pelaksanaan vaksinasi lengkap dan booster pertama sampai kedua.
"Saat ini terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang dipengaruhi subvarian Arcturus. Harus kembali menggalakkan vaksinasi booster kedua, yang sekarang sudah tidak banyak dibicarakan lagi," kata Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Jumat (28/4/2023).
Tjandra yang juga mantan direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara mengatakan sebelum lebaran beberapa kali kasus menyentuh angka 1.000. Saat Lebaran, data kasus sempat menurun yang mungkin karena sampel kasus juga berkurang. Namun setelah itu, kasus kembali di atas 1.000.
Menurut dia, Arcturus menjadi penyebab kenaikan kasus di sejumlah negara, seperti India dan Singapura. Dia mengatakan, pakar University of Tokyo menyebut Arcturus lebih menular 1,17 sampai 1,27 kali dari varian yang ada sebelumnya, Kraken.
Untuk itu, dia mengimbau masyarakat, terutama kelompok rentan seperti lansia dan penderita komorbid untuk lebih hati-hati. "Pakai masker di ruang tertutup dan kerumunan, melakukan vaksinasi booster," katanya.
Tjandra juga meminta jumlah pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) ditingkatkan sehingga bisa diketahui pola varian yang ada. Termasuk mendeteksi ada tidaknya varian baru.
Secara terpisah, epidemiolog dari Universitas Airlangga Surabaya Dr. Windhu Purnomo pun meminta masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Di tempat umum yang ramai, tempat ibadah, dan transportasi umum, tetap pakai masker.
"Kemudian lengkapi vaksinasi kita, terutama untuk usia 18 tahun ke atas dengan booster, paling tidak booster pertama. Kalau kita sudah booster pertama, dan sudah waktunya booster kedua, ya kita vaksinasi booster kedua," ujarnya.