Senin 01 May 2023 06:50 WIB

Covid-19 di Garut Bertambah 23 Kasus, Dua Orang Meninggal Dunia

Peningkatan Covid-19 di Kabupaten Garut merupakan imbas aktivitas libur lebaran.

Rep: Bayu Adji/ Red: Agus raharjo
Petugas kesehatan melakukan tes usap Antigen kepada pengendara saat operasi PPKM Mikro di Gerbang Keluar Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (18/6/2021). Petugas gabungan memberikan layanan tes cepat antigen kepada pengendara dengan nomor polisi dari luar Kota Bandung yang akan menuju arah Sumedang, Garut, dan Tasik guna mencegah penyebaran COVID-19 di Jawa Barat yang sedang dinyatakan siaga satu COVID-19.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Petugas kesehatan melakukan tes usap Antigen kepada pengendara saat operasi PPKM Mikro di Gerbang Keluar Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (18/6/2021). Petugas gabungan memberikan layanan tes cepat antigen kepada pengendara dengan nomor polisi dari luar Kota Bandung yang akan menuju arah Sumedang, Garut, dan Tasik guna mencegah penyebaran COVID-19 di Jawa Barat yang sedang dinyatakan siaga satu COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kasus Covid-19 di Kabupaten Garut terus mengalami penambahan sejak momen libur Lebaran 1444 Hijriah. Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut per Ahad (30/4/2023), terdapat 82 kasus aktif di daerah itu.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani mengatakan, penambahan kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir memang cukup tinggi. Pada Ahad, terdapat 23 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Garut.

Baca Juga

"Beberapa hari ini penambahan di atas 20 kasus. Hari ini bahkan ada dua yang meninggal," kata dia saat dikonfirmasi Republika.co.id, Ahad (30/4/2023) malam.

Menurut dia, sebaran kasus Covid-19 di Kabupaten Garut saat ini cukup merata. Kasus baru disebut banyak ditemukan di wilayah perkotaan. Namun, bukan berarti tak ada kasus dari wilayah lainnya.

Ia menyebut, pihaknya belum mengetahui varian Covid-19 yang saat ini menyebar di Kabupaten Garut. Namun, peningkatan kasus Covid-19 di Kabupaten Garut merupakan imbas dari aktivitas selama momen libur Lebaran.

"Kan biasanya seperti itu, saat Idul Fitri atau tahun baru kasus naik. Namun mudah-mudahan tidak lama," ujar Leli.

Data Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut menyebutkan, dari total 82 kasus yang aktif saat ini, sebanyak 55 kasus di antaranya menjalani isolasi mandiri. Sementara itu, sebanyak 27 kasus harus mendapat perawatan di rumah sakit.

Kendati demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut dinilai sudah melakukan sejumlah antisipasi. Salah satunya adalah dengan menyiagakan ruang isolasi Covid-19 di setiap rumah sakit. Namun, untuk tempat isolasi terpusat disebut belum akan diaktifkan kembali.

Ihwal vaksinasi Covid-19, Leli mengakui pelaksanaannya sempat terhenti selama beberapa hari terakhir karena stok vaksin telah habis. Namun, Pemkab Garut telah kembali meminta distribusi vaksin ke Provinsi Jawa Barat (Jabar).

"Mudah-mudahan bisa segera datang, sehingga Selasa bisa kita gencarkan lagi," kata dia.

Dengan adanya peningkatan kasus Covid-19, masyarakat di Kabupaten Garut diminta kembali menerapkan protokol kesehatan (prokes). Apalagi, saat ini status pandemi Covid-19 belum dicabut.

Leli juga mengimbau masyarakat yang belum melakukan vaksinasi untuk segera melengkapinya. "Karena dari beberapa kasus, masih ada yang sampai meninggal dunia. Rata-rata itu karena komorbid atau belum lengkap vaksinasinya," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement