Rabu 03 May 2023 07:11 WIB

Emas Melonjak di Atas 2.000 Dolar Dipicu Potensi Gagal Bayar AS

Kontrak emas Comex New York Exchange ditutup pada 2.023,30 dolar AS per ounce.

Red: Friska Yolandha
Pedagang mengambil perhiasan yang dipilih calon pembeli di salah satu toko di sentra penjualan perhiasan emas Cikini, Jakarta, Senin (25/4/2022). Harga emas naik tajam pada akhir perdagangan Selasa (2/4/2023), berbalik menguat dari kerugian sesi sebelumnya, kembali bertengger di atas level psikologis 2.000 dolar AS.
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Pedagang mengambil perhiasan yang dipilih calon pembeli di salah satu toko di sentra penjualan perhiasan emas Cikini, Jakarta, Senin (25/4/2022). Harga emas naik tajam pada akhir perdagangan Selasa (2/4/2023), berbalik menguat dari kerugian sesi sebelumnya, kembali bertengger di atas level psikologis 2.000 dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas naik tajam pada akhir perdagangan Selasa (2/4/2023), berbalik menguat dari kerugian sesi sebelumnya, kembali bertengger di atas level psikologis 2.000 dolar AS. Kenaikan ini didorong pembicaraan tentang potensi gagal bayar utang AS meningkat di tengah perselisihan antara anggota parlemen Republik dan pemerintahan Biden.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak 31,10 dolar AS atau 1,56 persen menjadi ditutup pada 2.023,30 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 2.028,80 dolar AS dan terendah di 1.986,90 dolar AS.

Baca Juga

Dengan hampir empat minggu tersisa hingga potensi gagal bayar pembayaran kewajiban AS pada 1 Juni, pasar menjadikan emas sebagai tempat berlindung yang aman. Ini mendorong logam kuning lebih tinggi sementara mengirim harga sebagian besar aset berisiko seperti minyak dan saham tergelincir.

"Sekarang emas telah menunjukkan rebound kuat dari basis dukungan horisontal yang terbentuk di area 1.975 dolar AS dan telah berkonsolidasi di atas zona 1.991-1998 dolar AS, mungkin ada cukup bahan bakar untuk menembus resistansi 2.010 dolar AS," kata Sunil Kumar Dixit, kepala strategi teknis di SKCharting.com.