REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker paru merupakan kanker terbanyak kedua dan kanker paling mematikan di dunia pada 2020, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Salah satu gejala dari kanker paru ternyata dapat diamati di rumah, yakni dengan menggunakan dua jari tangan.
Per 2020, WHO mengungkapkan ada penambahan sekitar 2,26 juta kasus kanker paru baru dengan 1,8 juta kasus kematian. Kanker paru juga dikenal sebagai kanker yang bisa menyebar dengan cepat di dalam tubuh.
Beberapa gejala kanker paru mungkin sudah cukup banyak diketahui. Gejala-gejala tersebut antara lain, batuk yang persisten dan mengi.
Pada sebagian kasus, kanker paru juga dapat memunculkan satu gejala yang bisa dites dengan mudah di rumah. Gejala tersebut adalah finger clubbing atau jari tabuh.
"Jari tabuh bisa menjadi tanda dari sejumlah masalah kesehatan, khususnya (masalah) paru atau jantung, ini termasuk kanker seperti kanker paru dan mesothelioma," jelas Cancer Research UK, seperti dilansir Express, Jumat (5/5/2023).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya kondisi jari tabuh, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menempelkan kuku jari kanan pada kuku jari kiri. Dalam kondisi normal, posisi ini akan menyisakan sedikit celah berbentuk berlian di dasar kuku.
Namunm pada jari tabuh, tes ini tak akan membentuk celah di antara kedua kuku yang ditempelkan. Hal ini bisa terjadi karena pada kasus jari tabuh, ujung jari-jemari akan mengalami bengkak.
Jari tabuh umumnya terjadi secara bertahap. Pada mulanya, kuku bagian bawah akan menjadi lebih lunak.
Selanjutnya, dasar kuku akan berubah jadi mengkilap. Di tahap akhir, ujung jari akan membesar dan membengkak karena adanya penumpukan cairan pada jaringan halus di jari.
Perlu diketahui bahwa jari tabuh tak hanya berkaitan dengan kanker paru. Kondisi ini juga bisa muncul akibat beberapa masalah kesehatan lain. Karena itu, orang yang memiliki jari tabuh perlu memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui masalah kesehatan yang mendasarinya.
"Bila Anda menemukan tanda atau gejala apa pun yang membuat Anda khawatir, temui dokter," ujar dokter umum di West Lancashire, Inggris, Dr Helen Piercy.