REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Warga Sudan menggantungkan harapan mereka kepada proses mediasi di antara utusan faksi yang bertikai di Arab Saudi. Warga Sudan berharap mediasi tersebut dapat mengakhiri pertumpahan darah, yang telah menewaskan ratusan orang dan memicu eksodus massal.
Sejauh ini belum ada informasi tentang kemajuan pembicaraan yang dimulai pada Sabtu (6/5/2023) antara tentara dan paramiliter Sudan, Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Kota Jeddah, Saudi.
Para utusan faksi mengatakan, mereka akan berupaya untuk menangani gencatan senjata dan masalah kemanusiaan seperti perjalanan yang aman. Sejauh ini banyak gencatan senjata telah dilanggar sejak konflik meletus pada 15 April.
Kepala Angkatan Darat Abdel-Fattah al-Burhan, pada Senin (8/5/2023) mengatakan, tentara sedang mencari solusi damai. Tetapi diskusi tentang penyelesaian konflik jangka panjang dapat dilakukan setelah kedua pihak mencapai gencatan senjata permanen di Khartoum.