REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI), KH Athian Ali, masih mengingat ketika dirinya didatangi salah seorang petinggi Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah IX (NII KW 9), yang juga pernah menjabat posisi penting di Al Zaytun dan menjadi salah satu orang kepercayaan Abdussalam Rasyid Panji Gumilang.
Pertemuan itu terjadi sekitar tahun 2000-an. Orang tersebut bertobat dan mengakui berbagai kesesatan ajaran di Al Zaytun. Orang itu memaparkan berbagai hal tentang Al Zaytun yang menjadi pusat dari NII KW 9. Darinya, KH. Athian Ali mendapatkan berbagai dokumen ajaran-ajaran di Al Zaytun.
Tetapi tak lama, mantan orang kepercayaan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, yakni Abdul Fatah Wirananggapati datang menyambangi rumah KH Athian Ali sebanyak tiga kali.
Kiai Athian pun mengkonfirmasi tentang apakah benar ada keterkaitan NII Kartosoewirjo dengan NII KW 9 di Al Zaytun? Apakah benar NII KW 9 yang berpusat di Al Zaytun itu didirikan NII Kartosoewirjo?
Dalam kesempatan itu, Abdul Fatah Wirananggapati dengan tegas membantah. Dia menyebut bahwa hanya ada empat Komandemen Wilayah dari NII, dan tidak pernah ada Komandemen Wilayah 9.
"Datanglah ke rumah saya tiga kali Abdul Fatah Wirananggapati. Dia adalah kaki tangannya Kartosoewirjo. Dia buka segala-galanya (tentang NII dan NII KW-9). Bahwa dia yang berwenang untuk memproklamasikan Komandemen Wilayah (KW).
'Saya yang diberikan wewenang oleh Kartosuwiryo untuk mendirikan Komandemen Wilayah, yang saya sudah dirikan itu 4'. Nah, ini KW 9 siapa yang mendirikan? Sehingga semakin jelas, ini jangan-jangan KW 9 ini kelompok yang memang sengaja dibuat," kata Kiai Athian kepada Republika.co.id pada Selasa (9/5/2023).
FUUI pun terus menginvestigasi Al Zaytun. Namun, menurut Kiai Athian, upaya untuk membongkar jati diri Al Zaytun justru mendapat pertentangan dari sejumlah pejabat yang salah satunya pernah menjadi pejabat tinggi di era pemerintahan orde baru.
"Jadi kita malah bingung, ketika kita gencar terus memeriksa Al Zaytun malah salah seorang pejabat tinggi di pemerintahan orde baru malah menyatakan siapa yang berani mengganggu Al Zaytun saya gebuk. Makin kaget kita, malah membela sampai bilang yang mengganggu mau digebukin. Jadi ada tanda tanya siapa yang mendirikan?" katanya.
Kiai Athian Ali pun ditunjukkan dokumen yang di antara isinya mengenai pengkhianatan orang dekat Kartosoewirjo. Orang itu meninggalkan Kartosoewirjo dan melapor ke aparat. Belakangan diketahui, orang tersebut justru diangkat sebagai pejabat pemerintah.
Baca juga: 7 Daftar Kontroversi Panji Gumilang Pimpinan Al Zaytun yang tak Pernah Tersentuh
"Orang inilah yang ditarik ke Jakarta. Sangat mungkin dia yang kemudian mengondisikan membentuk NII gadungan (NII KW 9)," kata Kiai Athian.
Menurut Kiai Athain, para ulama sudah memberikan informasi dan masukan kepada pemerintah tentang kesesatan dan bahayanya paham yang diajarkan di Al Zaytun.
Bahkan FUUI telah mengusulkan agar pemerintah mengambil alih Al Zaytun dan melakukan pembinaan terhadap pengurus dan santri di dalamnya.
"Setelah kita investigasi memang ini negara di dalam negara. Kok bisa, dibiarkan. Tapi mengapa pejabat-pejabat pemerintahan di era orde baru pada saat itu justru malah berdatangan ke sana, sehingga saya katakan lucu, negara berkunjung ke negara," katanya.