REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Amerika Serikat pada hari Selasa (9/5/2023), menjatuhkan sanksi kepada seorang putra gembong narkoba Meksiko Joaquin 'El Chapo' Guzman, termasuk tiga anggota kartel Sinaloa yang berkuasa dan dua perusahaan yang berbasis di Meksiko, dengan tuduhan perdagangan narkoba jenis fentanil dan obat-obatan terlarang lainnya ke Amerika Serikat.
Sanksi tersebut dijatuhkan pada hari ketika Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador berbicara dengan Presiden Joe Biden melalui telepon tentang imigrasi dan maraknya peredaran narkoba jenis fentanil di AS.
Rekaman dari Gedung Putih tentang panggilan telepon tersebut mengatakan bahwa kedua presiden mengakui upaya negara mereka baru-baru ini untuk melawan fentanil dan perdagangan senjata dengan berupaya membongkar jaringan kriminal dibalik itu.
Departemen Keuangan menetapkan putra El Chapo, Joaquin Guzman Lopez, dan yang lainnya sebagai penerima sanksi keuangan. Sanksi juga termasuk pembekuan aset dan rekening bank milik warga Amerika serta larangan bagi warga Amerika untuk berbisnis dengan mereka. Sebuah perusahaan kimia dan peralatan laboratorium di Culiacan, Meksiko, dan sebuah bisnis real estate juga menjadi sasaran sanksi.
Hukuman terbaru oleh Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan AS menyusul serangkaian dakwaan perdagangan fentanil pada bulan April yang dijatuhkan kepada tiga putra Guzman lainnya, Ovidio Guzmán López, Jesús Alfredo Guzmán Salazar dan Iván Archivaldo Guzmán Sálazar, yang dikenal sebagai Chapitos, atau Little Chapos, dan 24 orang anggota kartel Sinaloa.
El Chapo diekstradisi pada tahun 2017 ke AS, di mana ia dihukum karena konspirasi narkoba besar-besaran yang menyebarkan pembunuhan dan kekacauan selama lebih dari dua dekade. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di penjara AS pada tahun 2019.
Fentanil adalah obat paling mematikan di AS saat ini. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit memperkirakan bahwa 71.000 orang meninggal di AS akibat overdosis opioid sintetis seperti fentanil pada tahun 2021. Jumlah ini meningkat dari sekitar 58.000 orang pada tahun sebelumnya.
López Obrador membantah bahwa kartel narkoba membuat fentanil di Meksiko, meskipun ia mengakui bahwa bahan kimia prekursor dan fentanil yang sudah jadi diselundupkan ke Meksiko dari Cina, sebuah klaim yang dibantah oleh Cina.
Meksiko dan Cina adalah sumber utama fentanil dan zat-zat terkait fentanil yang diperdagangkan secara langsung ke AS, menurut Drug Enforcement Administration (DEA), yang ditugaskan untuk memerangi perdagangan obat terlarang.
Meningkatnya ketegangan antara AS dan Cina di berbagai bidang telah mempersulit upaya untuk menghentikan impor fentanil, menurut laporan Congressional Research Service. Sebagian besar fentanil yang diperdagangkan di Amerika Serikat berasal dari kartel Sinaloa, kata DEA.
Wakil Menteri Keuangan untuk terorisme dan intelijen keuangan, Brian Nelson, mengatakan bahwa departemen tersebut berkoordinasi erat dengan Pemerintah Meksiko dan penegak hukum AS. "Dan akan terus memanfaatkan otoritas kami untuk mengisolasi dan mengganggu operasi Los Chapitos dan Kartel Sinaloa di setiap kesempatan," kata Nelson.
Guzman Lopez tidak berada dalam tahanan pada hari Selasa (9/5/2023), dan belum jelas apakah dia memiliki pengacara yang dapat berbicara atas namanya tentang sanksi tersebut. Seorang pengacara El Chapo tidak segera memberi balasan pesan dan komentar terkait pemberitaan dan informasi tentang hal ini.