Rabu 10 May 2023 08:15 WIB

AS dan Inggris Menentang Kembalinya Suriah ke Liga Arab

Inggris dan AS tidak nyaman dengan kembalinya Suriah ke Liga Arab.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Bendera negara-negara peserta Liga Arab. Amerika Serikat (AS) dan Inggris pada Selasa (9/5/2023) menyuarakan ketidakpuasan dengan keputusan Liga Arab untuk kembali menerima Suriah sebagai anggota.
Bendera negara-negara peserta Liga Arab. Amerika Serikat (AS) dan Inggris pada Selasa (9/5/2023) menyuarakan ketidakpuasan dengan keputusan Liga Arab untuk kembali menerima Suriah sebagai anggota.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) dan Inggris pada Selasa (9/5/2023) menyuarakan ketidakpuasan dengan keputusan Liga Arab untuk kembali menerima Suriah sebagai anggota. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly menentang langkah tersebut, tetapi mereka juga mengizinkan Liga Arab untuk menentukan keanggotaannya.

Pada saat yang sama, Blinken dan Cleverly mengatakan negara mereka tidak akan menormalkan hubungan dengan pemerintah Presiden Suriah Bashar Assad. Kecuali Suriah menerima dan mematuhi rencana PBB untuk memulihkan perdamaian di negara itu setelah perang saudara yang brutal selama 13 tahun.

Baca Juga

“Kami tidak percaya bahwa Suriah pantas masuk kembali ke Liga Arab,” kata Blinken kepada wartawan dalam konferensi pers bersama dengan Cleverly di Departemen Luar Negeri.

“Ini poin yang kami buat untuk semua mitra regional kami, tetapi mereka harus membuat keputusan sendiri. Posisi kami jelas, kami tidak akan melakukan normalisasi hubungan dengan Assad dan rezim itu," kata Blinken.

Sementara itu, Cleverly mengatakan, Pemerintah Inggris setuju dengan sikap AS. Cleverly mengatakan, Inggris tidak nyaman dengan kembalinya Suriah ke Liga Arab.

"Ini adalah kesempatan di mana AS dan Inggris berbagi pandangan yang sangat, sangat mirip. Inggris sangat tidak nyaman dengan penerimaan kembali Suriah di Liga Arab, tetapi seperti yang dikatakan Sekretaris Blinken, pada akhirnya itu adalah keputusan untuk menjadi anggota Liga Arab," ujar Cleverly.

“Poin yang saya buat adalah bahwa perlu ada persyaratan jika mereka memilih untuk mengambil tindakan ini,” katanya.  “Itu harus tergantung pada beberapa perubahan mendasar dari Damaskus dan rezim Assad.”

Blinken dan Cleverly mengatakan, setiap solusi untuk krisis di Suriah harus didasarkan pada Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254, yang diadopsi pada 2015. Termasuk gencatan senjata permanen, bantuan kemanusiaan dan kemajuan menuju pemilihan yang bebas dan adil.

"Saya pikir perspektif Arab sebagaimana diartikulasikan melalui Liga Arab adalah mereka percaya mereka dapat mengejar tujuan ini melalui keterlibatan yang lebih langsung. Kami mungkin memiliki perspektif yang berbeda dalam hal itu, tetapi tujuan yang kami miliki saya  anggap sama," ujar Blinken.

Blinken dan Cleverly mengatakan, sangat penting bagi Suriah untuk tidak pernah lagi menjadi surga bagi kelompok ISIS. Kelompok ini menduduki sebagian besar Suriah dan negara tetangganya, Irak sebelum sebagian besar diusir.

Suriah kembali menjadi negara anggota Liga Arab setelah ditangguhkan selama 12 tahun. Langkah ini adalah kemenangan simbolis bagi Assad. Suriah dapat bergabung dengan KTT Liga Arab pada 19 Mei, kendati sanksi Barat terus memblokir dana rekonstruksi ke negara yang dilanda perang itu.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement