REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah entrepreneur di Indonesia baru mencapai 3,47 persen dari total penduduk hingga 2021. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mendukung akselerasi transformasi digital di Indonesia sesuai dengan visi 'Indonesia Digital Nation 2025'.
Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan para penggerak ekosistem digital menginisiasi Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital dengan tujuan meningkatkan jumlah kewirausahaan ekonomi digital di Indonesia. Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi Riau, Erisman Yahya mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyambut baik program tersebut.
"Mencerdaskan masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan teknologi digital menjadi tanggung jawab semua pemangku kepentingan, sehingga kemajuan teknologi digital yang ada dapat berperan sebagai perekat kesatuan bangsa," kata Erisman dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (10/5/2023).
Direktur Politeknik Caltex Riau, Dadang Syarif Sihabudin Sahid menjelaskan, potensi talenta digital di Provinsi Riau harus dioptimalkan. Salah satu caranya, melalui program Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital. "Ini kesempatan yang sangat besar untuk kita semua, bagi para talenta digital. Kita sangat optimis bahwa dengan dukungan dari Pemerintah Riau dari Kementerian Kominfo, talenta-talenta digital kita akan semakin berkembang," ujar Dadang.
Ketua Tim Startup Digital Kemenkominfo, Sonny Hendra Sudaryana menjelaskan, membangun ekonomi digital di Indonesia dapat dilakukan dengan berinvestasi kepada para talenta digital muda untuk berinovasi. "Kita buat Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital untuk mendorong anak-anak muda membuat inovasi yang menjadi solusi dari problem di Indonesia," jelas Sonny.
Product Design Lead Tokopedia, Adze Ganesha menerangkan, hal pertama saat membangun startup adalah menentukan bagaimana kinerja dari produk yang akan diberikan kepada pengguna. "Bagaimana cara pakainya, apakah user kesulitan pakai produknya, apakah user nyaman dengan produk kita, jadi bisa dikatakan build startup sama dengan build user experience," ucap Adze.
Managing Director Sekolah Darma Yudha Pekanbaru, Christian Pramudana menyatakan, beberapa keterampilan harus dikuasai para calon pendiri startup untuk membangun startup. Dia menilai, penting untuk memiliki jiwa entrepreneur dan soft skill dalam membangun startup, tetapi tetap harus dibarengi dengan digital skill yang memadai.
"Karena terkait dengan startup, biasanya identik dengan digital. Mau tidak mau kita harus punya digital skill. Tidak harus menjadi expert, tapi setidaknya tahu apa yang ingin kita produksi, apa yang ingin kita jual melalui platform digital kita itu," kata Christian.