Rabu 10 May 2023 19:46 WIB

Tangis Dwi Rahayu Pecah Usai Pastikan Sabet Emas Soft Tenis SEA Games 2023

Target dua medali emas dari cabor soft tenis SEA Games 2023 terpenuhi.

Petenis tunggal putri Indonesia Dwi Rahayu Pitri mengembalikan bola ke arah lawannya petenis putri Filipina Noelle Nikki Zoleta pada pertandingan final soft tenis tunggal putri SEA Games 2023 di Sport Center Building, National Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Rabu (10/5/2023). Dwi Rahayu Pitri berhasil meraih medali emas setelah menang di laga itu.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Petenis tunggal putri Indonesia Dwi Rahayu Pitri mengembalikan bola ke arah lawannya petenis putri Filipina Noelle Nikki Zoleta pada pertandingan final soft tenis tunggal putri SEA Games 2023 di Sport Center Building, National Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Rabu (10/5/2023). Dwi Rahayu Pitri berhasil meraih medali emas setelah menang di laga itu.

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Tangis Dwi Rahayu Pitri pecah begitu bola pengembalian dari atlet Filipina Noelle Nikki melebar yang memastikan emas ke genggaman Indonesia dalam final nomor tunggal putri soft tenis SEA Games ke-32 di Olympic Stadium, Phnom Penh, Rabu (10/5/2023). Dalam final tersebut, Dwi menang secara dramatis setelah tertinggal terlebih dahulu 1-3 dari Noelle yang memiliki pukulan lebih bertenaga.

Namun dengan permainan sabar penuh determinasi, Dwi mampu mengejar ketertinggalan hingga menyamakan kedudukan menjadi 3-3 untuk memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak tie break.

Baca Juga

Pertarungan sengit pun terjadi di babak tie break. Kedua pemain sama-sama ngotot hingga poin demi poin harus didapatkan lewat serangkaian tukar pukulan yang panjang.

Dwi unggul terlebih dulu 3-1 di angka tie break tersebut sebelum Noelle memperkecil menjadi 3-2. Satu poin terakhir berlangsung alot hingga mencapai lebih dari 20 pukulan sebelum diakhiri pukulan petenis Filipina yang melebar di sisi kiri Dwi.

Dwi pun bersujud sambil menangis, rekan-rekan sesama petenis dan official tim Indonesia pun berhamburan ke lapangan memeluk Dwi. Suasana haru pun menyelimuti kontingen Indonesia. Mata Manajer tim Hendri Susilo Pramono, pelatih Prima Simpati Aji, dan Sekjen PESTI Agus Rosadi pun nampak berkaca-kaca.

"Saya benar-benar terharu. Puji syukur alhamdulillah target dua emas tercapai," kata Agus Rosadi.

Sebelum Dwi memastikan meraih emas, ia sempat khawatir karena tadinya yang dinilai lebih berpeluang meraih emas adalah Muhamad Hemat Bhakti Anugerah di nomor tunggal putra. Namun, Hemat digagalkan petenis Filipina Joseph Abas Arcilla.

Sementara itu Dwi Rahayu mengatakan kunci kemenangannya adalah bermain ngotot dan sabar.

"Saya tadi mencoba untuk terus main sabar saat tertinggal 1-3. Saya tidak mikir kalah atau menang yang penting berjuang dulu dan berusaha mengembalikan bola dari dia. Puji syukur akhirnya bisa menyumbang emas untuk Indonesia," kata Dwi seusai pertandingan.

Menurut Dwi, instruksi manajer tim Hendri Susilo dari pinggir lapangan serta teriakan para pendukung Indonesia ikut memberi motivasi bagi dirinya untuk terus mengejar bola-bola sulit dari Noelle. "Tentu saya sangat senang dan bangga bisa membantu tim soft tenis Indonesia memenuhi target meraih dua medali emas," kata dara berdarah Minang tersebut.

Dengan tambahan emas dari Dwi, Indonesia berhasil mengumpulkan dua medali emas, dua medali perak. Medali emas sebelumnya didapat dari nomor beregu putra. Sedangkan medali perak diperoleh dari nomor tunggal putra melalui Muhamad Hemat Bhakti Anugerah yang di babak final dikalahkan Joseph Abas Arcilla, dan dari nomor beregu putri.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement