Senin 15 May 2023 11:21 WIB

Menlu Papua Nugini Mundur karena Perjalanan Rp13 Miliar Hadiri Penobatan Raja Charles

Menlu Papua Nugini ke Inggris dengan biaya 900 Ribu Dolar AS atau setara Rp13 miliar

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) berbincang dengan Minister for Foreign Affairs Papua New Guinea Justin Tkatchenko (kiri). Menteri Luar Negeri Papua Nugini Justin Tkatchenko mengundurkan diri karena kontroversi perjalanan mewah ketika menghadiri upacara penobatan Raja Charles III di London
Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) berbincang dengan Minister for Foreign Affairs Papua New Guinea Justin Tkatchenko (kiri). Menteri Luar Negeri Papua Nugini Justin Tkatchenko mengundurkan diri karena kontroversi perjalanan mewah ketika menghadiri upacara penobatan Raja Charles III di London

REPUBLIKA.CO.ID, PORT MORESBY -- Menteri Luar Negeri Papua Nugini Justin Tkatchenko mengundurkan diri karena kontroversi perjalanan mewah ketika menghadiri upacara penobatan Raja Charles III di London. Tkatchenko bepergian ke London bersama putrinya Savannah.

Savannah mengirim unggahan di TikTok yang menunjukkan perjalanan ke Inggris dengan pesawat kelas satu dan berbelanja barang mewah di Singapura. Unggahan Savannah ini menuai kontroversi bahwa pejabat telah menghamburkan anggaran negara untuk hidup mewah.

Baca Juga

Menurut surat kabar lokal Post-Courier, Tkatchenko dan putrinya dikritik karena bepergian ke upacara penobatan Raja Charles III bersama setidaknya 10 pejabat dengan biaya hampir 900 ribu dolar AS atau setara Rp13 miliar. Tkatchenko geram dengan kritikan tersebut dan menyebut pengkritiknya sebagai "binatang primitif". Komentar Tkatchenko memicu protes di Ibu Kota Port Moresby pada Jumat (12/5/2023) di luar Gedung Parlemen.

Juru bicara pemerintah Bill Toraso mengonfirmasi kepada kantor berita Reuters bahwa, 10 stafnya telah melakukan perjalanan ke London, bersama 10 tamu. Dalam video yang telah dihapus, Savannah mengabadikan kunjungannya ke toko-toko fashion mewah di Singapura dan makan di lounge kelas satu dalam perjalanannya ke London.

Gaya hidup mewah para pejabat ini memicu kemarahan di Papua Nugini. Beberapa pihak berpendapat bahwa uang publik sebaiknya digunakan untuk layanan dasar. Tkatchenko mengecam kritik yang menyerang putrinya dalam sebuah wawancara dengan ABC Australia.

"Dia benar-benar trauma dengan hewan primitif ini. Saya menyebut mereka hewan primitif karena memang begitu," kata Tkatchenko, dilaporkan BBC, Sabtu (13/5/2023).

"Kecemburuan adalah kutukan. Dan, Anda tahu, orang-orang ini dengan jelas menunjukkan bahwa mereka tidak melakukan apa-apa dalam hidup mereka, selain merendahkan orang yang ingin melakukan sesuatu yang baik untuk negara mereka," kata Tkatchenko.

Tkatchenko kemudian meminta maaf atas komentarnya. Menurut dia, komentar itu ditargetkan pada individu yang telah membuat komentar keji tentang putrinya, termasuk ancaman seksual dan kekerasan.

Perdana Menteri James Marape meminta warga Papua Nugini untuk menerima permintaan maaf Tkatchenko. Marape mengatakan, dia juga tersinggung oleh pernyataan tersebut.

Pengunduran diri Tkatchenko berlangsung menjelang kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi ke Papua Nugini pada 21 Mei. Selain itu, Gedung Putih telah mengonfirmasi bahwa Presiden Joe Biden akan singgah di Port Moresby setelah melakukan perjalanan dari KTT Kelompok Tujuh (G7) di Jepang.

Tkatchenko menyatakan, dia mundur setelah berkonsultasi dengan Perdana Menteri Marape. Tkatchenko menambahkan bahwa dia ingin memastikan pengunduran dirinya dan kontroversi ini tidak mengganggu kunjungan resmi Biden dan Modi.

"Saya juga ingin memastikan kebenaran masalah ini dibersihkan dan kesalahan informasi serta kebohongan dikoreksi," kata Tkatchenko.

Papua Nugini adalah negara Persemakmuran di Pasifik dengan Raja Charles III sebagai kepala negaranya. Charles naik takhta setelah kematian ibunya, Ratu Elizabeth II pada September 2022 lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement