Selasa 16 May 2023 20:48 WIB

Cina Minta Kedutaan Besar Asing tidak Tunjukkan Dukungan ke Ukraina

Beberapa kedutaan besar di Beijing memasang papan tanda menggambarkan bendera Ukraina

Pengibaran Bendera  Ukraina. Cina meminta kedutaan besar asing dan organisasi internasional berbasis di Beijing agar tidak menggunakan dinding bagian luar bangunan mereka untuk 'propaganda politik' yang terkait dengan tanda-tanda dukungan terhadap Ukraina, menurut beberapa sumber diplomatik di ibu kota Cina itu pada Selasa (16/5/2023).
Foto: AP/VOA
Pengibaran Bendera Ukraina. Cina meminta kedutaan besar asing dan organisasi internasional berbasis di Beijing agar tidak menggunakan dinding bagian luar bangunan mereka untuk 'propaganda politik' yang terkait dengan tanda-tanda dukungan terhadap Ukraina, menurut beberapa sumber diplomatik di ibu kota Cina itu pada Selasa (16/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina meminta kedutaan besar asing dan organisasi internasional berbasis di Beijing agar tidak menggunakan dinding bagian luar bangunan mereka untuk 'propaganda politik' yang terkait dengan tanda-tanda dukungan terhadap Ukraina, menurut beberapa sumber diplomatik di ibu kota Cina itu pada Selasa (16/5/2023).

Beberapa kedutaan besar di Beijing memasang papan tanda menggambarkan bendera Ukraina dan pesan dalam bahasa Cina dan Inggris, seperti #StandWithUkraine, hingga menunjukkan solidaritas mereka dengan negara Eropa Timur itu yang berperang melawan serangan Rusia sejak Februari tahun lalu.

Baca Juga

Pemberitahuan itu dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Cina, tertanggal 10 Mei, mengimbau kedutaan-kedutaan besar dan organisasi internasional tidak menggunakan dinding luar bangunan mereka bagi propaganda dan "menghindari konflik antar negara."

Tindakan tersebut memicu reaksi dari sejumlah diplomat Eropa dan negara lain, dan diyakini tidak ada yang menghapus papan tanda tersebut. Kedutaan-kedutaan besar di Beijing yang menunjukkan dukungan bagi Ukraina di antaranya Kanada, Jerman, dan Polandia.

Cina telah mengirim utusan khusus ke Ukraina, Rusia, Polandia, Prancis dan Jerman sejak Senin untuk menggalakkan pembicaraan damai atas perang di Ukraina. Namun para pengkritik meragukan apakah Beijing dapat berperan sebagai mediator karena kedekatannya dengan Moskow.

Pemberitahuan itu juga mengatakan kedutaan-kedutaan besar dan organisasi internasional "wajib mengikuti hukum dan aturan Cina," meskipun Beijing menghormati kekebalan diplomatik di bawah Konvensi Wina mengenai Hubungan Diplomatik.

Surat tersebut diyakini telah dikirim ke seluruh misi diplomatik di China. Beberapa kedutaan juga mengibarkan bendera pelangi, sebuah simbol kebanggaan dan keragaman minoritas seksual.

Seorang diplomat Eropa mengkritik sikap Cina, mengatakan bahwa tidak ada pembenaran yang masuk akal untuk menghalangi ungkapan suatu negara dan bahwa mereka tidak akan tunduk dengan pemberitahuan tersebut.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement