REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Pemilik Tesla dan Twitter Elon Musk tidak senang dengan kemajuan terbaru dalam AI generatif. Musk mengkritik pembuat ChatGPT, OpenAI karena berubah dari perusahaan nirlaba menjadi perusahaan berorientasi laba.
Musk juga menyebutkan Microsoft, yang telah menginvestasikan miliaran dolar ke OpenAI, memiliki kendali lebih besar daripada kepemimpinan OpenAI. Namun, CEO Microsoft Satya Nadella mencatat bahwa klaim Musk secara faktual salah.
Selama wawancara dengan CNBC, Musk menyatakan bahwa pembuat ChatGPT OpenAI ada karena dia. Perusahaan riset AI didirikan pada tahun 2015 sebagai organisasi nirlaba, tetapi dua eksekutif kemudian membentuk entitas "capped-profit" yang disebut OpenAI LP.
Pada tahun 2015, OpenAI mengubah statusnya menjadi perusahaan "capped-profit", yang berarti pengembalian hasil untuk investor maupun karyawan akan dibatasi untuk menambah modal dalam rangka pengembangan OpenAI.
Musk menyatakan bahwa dia menginvestasikan sekitar 50 juta dolar AS (Rp 742 miliar) ke dalam perusahaan selama tahun pembentukannya dan memainkan peran kunci dalam perekrutan. Dia mengungkapkan nama "OpenAI" disarankan olehnya.
"Apa sebenarnya hubungan antara OpenAI dan Microsoft? Saya khawatir Microsoft membuatnya lebih terkendali. Sebagai bagian dari investasi Microsoft, mereka memiliki hak atas semua perangkat lunak, semua bobot model, dan segalanya," ujar Musk seperti dilansir dari laman India Today, Kamis (18/5/2023).
Setelah wawancara Musk, Nadella mengatakan klaim ini secara faktual salah. CEO Microsoft menambahkan bahwa dia sangat menghormati Musk, tetapi pemilik Tesla itu salah.
"OpenAI sangat membumi dalam misinya untuk dikendalikan oleh dewan nirlaba. Kami memiliki kepentingan non-pengendali di dalamnya. Kami memiliki kemitraan komersial yang hebat di dalamnya," ujar Nadella.
Nadella merujuk pada OpenAI LM dan kemitraannya dengan perusahaan "capped profit" yang berfokus pada misi mengejar teknologi yang sangat kuat ini secara fundamental.
Menariknya, kekhawatiran Musk mungkin tidak sepenuhnya dibuat-buat karena Microsoft telah meningkatkan beberapa platformnya, termasuk Bing, Ege, dan Microsoft Office, dengan teknologi kecerdasan buatan seperti ChatGPT.
Sebagai bagian dari kesepakatannya, Microsoft dapat memanfaatkan teknologi model bahasa GPT dasar ChatGPT dan bahkan mengemas ulang untuk memilih pelanggan. Sebuah laporan baru-baru ini mengklaim Microsoft telah mengerjakan versi ChatGPT untuk pelanggan perusahaan dengan biaya langganan yang lumayan. Versi ini akan difokuskan pada privasi karena servernya akan berbeda.
Ini bukan pertama kalinya Musk mengungkapkan kekhawatiran tentang teknologi ChatGPT dan mirip ChatGPT. CEO Tesla, bersama dengan salah satu pendiri Apple Steve Wozniak, adalah penandatangan surat terbuka bulan Maret yang meminta jeda dalam pengembangan AI tingkat lanjut.