Jumat 19 May 2023 16:29 WIB

Gandeng Unesa, Kemensos Susun Modul Pengawasan Anak Penyandang Disabilitas

Anak penyandang disabilitas membutuhkan perhatian ekstra.

Anak- anak penyandang disabilitas dari berbagai Sekolah Luar Biasa (SLB) dan Home Schooling di Kabupaten Semarang.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Anak- anak penyandang disabilitas dari berbagai Sekolah Luar Biasa (SLB) dan Home Schooling di Kabupaten Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kementerian Sosial (Kemensos) menggandeng Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk merancang modul pengasuhan anak disabilitas yang dapat menjadi pedoman bagi orang tua yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Menteri Sosial Tri Rismaharini di kampus Unesa, Jumat, mengatakan pembuatan modul tersebut sebagai upaya mengurangi kekerasan seksual yang dialami oleh anak disabilitas.

Baca Juga

"Jadi karena itu, kami membuat modul parenting untuk menangani anak-anak disabilitas, pengawasannya untuk orang tua dan semua masyarakat," kata Risma.

Mantan Wali Kota Surabaya itu mengakui, sejak menjabat sebagai Mensos selama dua tahun ini, permasalahan anak disabilitas adalah salah satu yang paling berat untuk diselesaikan.

"Saya di Mensos ini paling berat, ya,menangani warga disabilitas. Pertama karena pengetahuan terbatas tentang itu. Kedua, karena anak-anak disabilitas terbatas dalam pendidikan," ujar Risma.

Keterbatasan ilmu mengenai disabilitas itulah yang membuat Risma bersama jajarannya bertandang ke Unesa yang memiliki direktorat, khusus untuk anak disabilitas.

Risma menegaskan, anak-anak disabilitas bukanlah aib yang harus ditutupi oleh orang tua. Mereka memiliki kelebihan yang mungkin orang lain tidak memilikinya.

"Karena ilmu saya kurang, saya menghadap Pak Rektor Unesa untuk membantu kami menangani warga disabilitas, yang disabilitas tidak hanya anak-anak." 

Rencananya, kata Risma, kerja sama pembuatan modul ini akan tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) yang segera ditindaklanjuti.

Mengenai seperti apa modul yang akan dibuat nanti, pihaknya saat ini tengah membentuk tim untuk hal tersebut. Karena, setiap kondisi anak disabilitas memiliki khasnya masing-masing.

Ia pun berharap, adanya modul ini para disabilitas bisa diterima di masyarakat dan tidak ada yang meremehkan mereka.

"Tidak ada lagi orang tua yang meremehkan anak disabilitas di masyarakat dan mereka mendapatkan hak-haknya sama seperti lainnya.

Sementara itu Rektor Unesa, Prof. Nurhasan menyambut baik kerja sama tersebut, karena salah satu keunggulan pihaknya adalah bidang disabilitas.

"Yang diminta Bu Menteri, kami akan formulakan yang terbaik agar mereka meningkatkan kompetensi yang mereka miliki, mengedukasi keluarganya, mengedukasi masyarakat dan lingkungan agar bisa menerima anak-anak disabilitas. Kami siapkan formulanya bersama dengan arahan Bu Menteri," ujar Cak Hasan, sapaannya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement