REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi kesehatan ahli terapi okupasi Endang Widiyaningsih mengatakan keluarga berperan penting dalam proses terapi penyembuhan penderita strok. Sebab, terapi penyembuhan strok mayoritas dilakukan dalam pengawasan keluarga di rumah.
"Penting sekali karena keluarga membantu sekali selama 24 jam di rumah dibandingkan terapi di rumah sakit yang durasi maksimalnya hanya satu jam," kata Endang di Jakarta, Jumat (19/5/2023).
Endang mengatakan pemulihan penderita strok memerlukan dukungan keluarga karena terapi di rumah sakit dilakukan dalam durasi maksimal satu jam selama satu sampai tiga kali per pekan. Selebihnya, terapi dilakukan di rumah berdasarkan rekomendasi dan standar operasional prosedur (SOP) dari terapis okupasi.
"Jika keluarga tidak terlibat, maka itu juga akan berpengaruh dengan hasil terapi yang akan didapat," ujar terapis yang praktik di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Mahar Mardjono, Jakarta itu.