REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus senior PDIP Andreas Hugo Pareira mengomentari survei terkait elektabilitas Capres. Menurutnya, survei merupakan potret opini calon pemilih.
Hugo mengatakan, maka itu menurutnya paling tidak ada dua hal yang harus diperhatikan. Dua hal tersebut adalah dinamika isu yang berkembang di masyarakat dan kecenderungan hasil dalam rentang waktu tertentu.
"Dari dua aspek ini, kita bisa perhatikan bahwa elektabilitas Ganjar mempunyai kecenderungan yang naik dari waktu ke waktu," ujar.
Dia mengatakan, sebelum diumumkan sebagai capres oleh PDIP, elektabilitas Ganjar cenderung terus meningkat berdasarkan sejumlah hasil survei. "Ini berbeda dengan bakal capres lain yang telah lebih dulu dideklarasikan tetapi elektabilitasnya relatif naik sangat perlahan, stagnan atau bahkan turun," katanya.
Dia mengatakan, modal kecenderungan elektabilitas Ganjar yang konsisten meningkat ini harus diperluas. "Artinya, dengan semakin banyak orang mengenal Ganjar, maka makin banyak orang yang menyukai Ganjar," ujarnya.
Hugo melanjutkan, semakin banyak orang yang menyukai, maka kecenderungan elektabilitas akan semakin meningkat, sehingga pada saat hari H, 14 Februari 2024 akan memutuskan memilih Ganjar. Dia pun membeberkan strategi PDIP menjaga elektabilitas Ganjar tetap berada di puncak.
"Strateginya adalah memperluas tingkat pengenalan Ganjar sebagai calon presiden di masyarakat," ucapnya.
Karena, diakuinya bahwa selama ini mungkin tidak semua orang mengenal Ganjar. Sebab, lanjut dia, Ganjar sebagai Gubernur Jateng memang bukan figur nasional.
"Atau, kalaupun mengenal, orang lebih mengenal Ganjar sebagai gubernur, bukan sebagai calon presiden. Sehingga kuncinya, meningkatkan pengenalan, dengan demikian lebih banyak orang mengenal, dan lebih banyak orang suka, merupakan potensi Ganjar Pranowo memenangkan Pilpres 2024 akan semakin tinggi," jelasnya.